Pemkab juga sudah menyiapkan anggaran JKMM (Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin) untuk warga tidak mampu. Dengan program JKMM warga tidak mampu akan mendapatkan layanan kesehatan gratis yang dibiayai dari dana APBD Sidoarjo.
Putra KH. Agoes Ali Masyhuri itu menjelaskan, untuk memperoleh layanan JKMM ada prosedur yang harus dilalui. “Saya berharap di Jabon bisa berjalan sesuai alur prosesurnya, dan seluruh puskesmas harus paham dengan prosedur JKMM, agar mayarakat yang ingin mendapatkan pelayanan JKMM ini tidak merasa dipersulit,” terangnya.
Program JKMM tahun 2022 sudah dianggarkan, Gus Muhdlor mendorong warga Jabon bisa manfaatkan fasilitas dari pemkab itu, khususnya untuk menjawab beberapa permasalahan 7 desa di wilayah Jabon yanh didapati angka stuntingnya masih tinggi.
“Adanya peningkatan layanan kesehatan ini harapannya bisa menjawab banyak isu terkait gizi, stunting kesehatan msyarakat, tumbuh kembang anak, gizi anak dan mendukung peningkatan SDM kedepannya,” ujarnya.
Kecamatan Jabon dalam gambaran Gus Muhdlor akan bertranformasi secara perlahan, seperti akan adanya pasar. Nantinya Kecamatan Jabon bisa mandiri dan punya daya saing. “Dan ini yang harus kita bangun dari bawah yaitu dari tingkat kesehatannya, pendidikannya, ekonomi mikronya kemudian ketersediaan lapangan kerjanya,” jelas Gus Muhdlor.
Pengembangan Puskesmas Jabon merupakan alih fungsi rumah dinas dokter untuk ruang pelayanan UGD. Didalamnya ada Kamar Bersalin/VK dilantai bawah dan ruang pertemuan di lantai dua. Luas bangunan UGD 528 m2.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dr. Syaf Satriyawan menyampaikan, puskesmas Jabon akan menjadi puskesmas rawat inap.
“Nanti akan mendukung pengembangan wilayah industri sehingga diharapkan nantinya akan ada kerjasama terus dalam pengembangannya,” jelas Syaf. (Ags/MW)