Sementara lima kecamatan lainnya, kata Ibu Nurul, yakni di Kecamatan Mojoanyar sebelumnya ada lima sapi yang sembuh, hari ini bertambah menjadi 17 ekor. Sementara di Kecamatan Dlanggu ada 14 sapi sembuh. Selain itu, Kecamatan Trawas sedikitnya lima sapi sembuh, Kecamatan Trowulan 11 sapi dan Kecamatan Puri ada 7 sapi sembuh.
Ibu Nurul menambahkan, sapi yang mati karena PMK per 13 Mei ini bertamah dua ekor, sehingga menjadi 14 sapi yang mati. Jumlah sapi yang dijual oleh pemiliknya menjadi 7 ekor dan yang potong paksa menjadi 7 ekor. “Sapi mati ini ada tambahan, hanya dua ekor,” katanya.
Menindaklanjuti adanya tambahan hewan ternak yang dijual dan dipotong paksa oleh pemiliknya ini, Nurul mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing hoax yang beredar saat ini. “Tidak usah panik, PMK ini bisa sembuh, banyak sapi yang sembuh total. Jangan terpancing hoax. Tim Disperta akan terus turun lapangan untuk melakukan penanganan terhadap sapi yang sakit, dan melakukan pencegahan bagi sapi yang masih sehat,” tegasnya.
Sebelumnya, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, penyakit ini memiliki serotif mortalitas yang rendah, sehingga kematian masih tergolong minim, dibandingkan jumlah populasi sapi yang terinfeksi.
“Artinya apa? Ketika dia (sapi) sudah mau makan makan artinya sudah membaik. Kami (Pemerintah Kabupaten Mojokerto) saat ini fokus terhadap penyembuhan, kita akan lakukan tindakan cepat terhadap sapi-sapi yang tertular, supaya mempercepat proses penyembuhan,” tandasnya. ( Kartono )