Akhirnya Ki Mulyono saat itu sempat emosi dan marah dengan para pengurus NU, karena uang yang 5 juta itu tidak dikelola untuk usaha, tapi untuk ziarah makam Wali. ” Saat itu saya sempat emosi dan mick saya pegang, kalau begini caranya NU tidak akan maju, Pola pikir harus dirubah, NU harus melakukan
Gerakan gerakan, jangan mencari makan di NU, Tapi Organisasi NU itu uripono, saya tidak melarang kegiatan ziarah wali, tapi Organisasi NU itu Uripono dengan gerakan perekonomian, ” ucap Ki Mulyono di kediaman, Jumat ( 17 / 11 / 2023 ).
Saat itu kata Ki Mulyono , dirinya benar benar emosi, bahkan dirinya sempat berucap jika rombongan bus ziarah makam Wali itu masuk jurang, maka dirinya menjamin penumpangnya masuk neraka, karena tidak amanah untuk membesarkan organisasi NU.
Dan situasi saat itu sempat ramai dan kacau, sebab saat itu Ki Mulyono sempat mencopot kupiahnya dan membantingnya ke lantai dan sembari berucap dan bersumpah, kalau dirinya mensejahterakan Kader NU atau belum bisa meng umroh kan Kader atau pengurus NU, maka dirinya tidak akan pernah memakai kopiah, dan saat itu oleh Gus Nawawi dan pengurus NU lainnya termasuk KH. Sirodji Ahmad berusaha meredam emosi Ki Mulyono.
Ki Mulyono juga bercerita bahwa dirinya adalah Anak keturunan dari ABRI atau tentara yang masa kecilnya hidup dilingkungan Abangan, yang akhirnya dapat hidayah dan ngaji ke Pondok Abah Yat di Kota Mojokerto, dan oleh Abah Yat Ki Mulyono dijadikan santrinya.
Setelah kejadian di Mojosari tersebut, Ki Mulyono akhirnya giat melakukan gerakan – gerakan ekonomi dengan mensosialisasikan kader NU agar mau menanam pohon Kakao atau Gerakan Nandur Cokelat dan mendirikan NU MART di MWC Dlanggu.
Ki Mulyono juga sempat menyinggung tentang bagi hasil keuntungan Rumah Sakit Sakinah, Rumah Sakit yang didirikan oleh warga NU itu yang dinilainya terlalu sedikit saatbmemberikan keuntungan Saham untuk NU.
Ki Mulyono juga menjelaskan saat ini Gerakan cokelat yang dirintisnya puluhan tahun silam itu, Alhamdulillah sudah berhasil, bahkan dirinya sudah punya pabrik Cokelat Mojopahit, Begitu juga dengan Rumah Sakinah milik NU itu, saat ini NU Kabupaten Mojokerto sudah kaya dan tidak ada lagi ngemis ngemis atau menyodorkan proposal bantuan dana ke pihak lain karena Saham bagi hasil Rumah Sakit Sakinah juga sudah besar .
Ki Mulyono yang Alumni PGA ini mengatakan bahwa apa yang ia lakukan untuk kebesaran NU ini, semua karena Dawuh nya para Yai, dengan JIHAD NU melalui Pemberdayaan perekonomian.
Saat ini Ki Mulyono yang juga menjabat sebagai Pengurus Kwarda Pramuka Jawa Timur ini, setelah Umroh, Langsung melaksanakan kegiatan religi dengan merenovasi dan membangun musholla bagi para Pengunjung WD BMJ Yang Ingin melakukan ibadah dan berdoa.( Kartono )