“Sebagai umat Islam harus mampu membangun tatanan peradaban Islam yang menebarkan perdamaian, keadilan, toleransi dan peduli terhadap sesama manusia. Kita harus mampu membangun solidaritas sosial, yaitu umat yang tidak pernah dilanda kebencian antar sesama manusia,” ujarnya.
Hal ini mengingat perbedaan adalah kehendak dan kuasa dari Allah SWT. Karena jika Allah mau, bisa saja semua dibuat sama. Baik itu kemampuannya, kedudukannya, budaya dan tradisinya, bahasanya, sukunya, bangsanya, bahkan agamanya pun sama. Tetapi Allah SWT menjadikanya berbeda-beda, agar semuabbisa saling mengenal dan saling membutuhkan atas kelebihan yang dianugerahkan.
“Kita semua tidak bisa memilih dari rahim mana kita akan lahir, dan dimana kita akan tinggal setelah dilahirkan. Kita tidak bisa memilih apakah dilahirkan menjadi orang Lampung, Jawa, Batak, Bugis, Papua, atau bahkan menjadi orang Arab atau Cina. Karena itulah, mari kita jadikan momentum ini, untuk semakin mempererat semangat kebersamaan dalam mendukung jalannya membangun hingga dimasa-masa mendatang,” tandasnya.
(Heri)