Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Anak Korban Pembacokan Tuntut Pelaku Dihukum Sesuai Hukum yang Berlaku

Ec74f28cfdaa7fd2845848b99a900a3e
Gambar WhatsApp 2023 11 16 Pukul 17.35.34 56371e7b E1700132216722
banner 120x600
banner 336x280

Lamongan – News PATROLI.COM –

Insiden pembacokan oleh siswa terhadap seorang Guru SMP Muhammadiyah 9 Sugio, Kabupaten Lamongan berbuntut panjang.

Aksara Kalijaga (anak korban) tidak terima dengan ulah sadis, keji dan bengis yang dilakukan oleh MN (14th) , seorang siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 9 Sugio Kabupaten Lamongan.

Aksara Kalijaga mengatakan prilaku siswa tersebut menyerupai prilaku seorang preman bukan seperti anak pelajar sekolah menengah pertama (SMP).

“Atas nama anak kandung, saya meminta pada pihak berwajib untuk menindak tegas siswa yang ber prilaku menyerupai preman dengan membacok ibu saya, saat memberi pelajaran di kelas “ ujar Aksara Kalijaga

Aksara Kalijaga menjelaskan bahwa prilaku MN ini benar-benar keterlauan. Hanya karena ditegur kenapa tidak pakai sepatu, ia menjadi kalap dan kesetanan.

“ Waktu pelajaran kelas berlangsung, ibu saya melihat anak ini tak pakai sepatu lantas ibu saya menegur, diluar dugaan anak ini langsung melempar kursi sampai melukai kaki ibu saya“ jelas Aksara Kalijaga .

Baca juga : PDI Perjuangan Gelar Rakercabsus, Siap Menangkan Yes-Dirham di Pilkada Lamongan dan Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim 2024

Kejadian ini kemudian berhasil dilerai oleh dua siswa bernama Alam dan Fajri. Oleh kedua siswa ini, pelaku dibawah turun ke tangga dengan maksud diserahkan ke kantor guru untuk dinasihati.

Tapi ternyata MN ini pulang ke rumah untuk mengambil sajam berjenis Bendo. Tanpa diduga MN ini kembali naik ke atas masuk ruangan kelas, seperti orang kesetanan dan dengan membabi buta mengayunkan bendonya tersebut hingga melukai tangan guru berinisial WU. Kejadian ini sontak membuat ruangan kelas gaduh dan histeris.

“Dengan kejadian yang memprihatinkan ini, saya berharap pihak berwajib memberikan pembinaan yg serius. Dan Pembinaan yang terbaik adalah dengan cara memberi efek jera (dipenjara)” tegas Aksara Kalijaga.

(Abdul Muntholib )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *