Sumbawa – News PATROLI.COM –
Sebagai Sekolah Penggerak SDN 13 Sumbawa menjadi pelopor pertama mengadakan program sosialisasi Anti Bullying dan stop kekerasan terhadap Anak selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2024/2025 tepatnya pada Jumat 12 Juli 2024.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan ketua tim penanganan kasus LPA Fatriatulrahma, S. Pd
“SDN 13 Sumbawa adalah sekolah pertama yang saya kunjungi untuk melakukan sosialisasi selama MPLS berlangsung, saya sangat senang karena tidak hanya siswa namun orang tua juga terlibat aktif selama kegiatan berlangsung sehingga apa yang menjadi target saya dalam menyampaikan materi tercapai dan tepat sasaran,” Jumat (12/7).
Ia berharap semua sekolah juga bisa melaksanakan Sosialisasi tersebut mengingat maraknya kasus bully yang terjadi di sosial media.
“Saya sangat berharap sekolah lainnya juga bisa menjadikan program sosialisasi anti bullying dan stop kekerasan terhadap anak ini sebagai rangkaian MPLS sebagai bentuk pencegahan dini perundungan di sekolah. Saya selaku ketua LPA sangat senang dan siap menjadi narasumber secara sukarela selama sekolah siap mendatangkan aundiens,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 13 Sumbawa Yuli KristiWardhani, S. Pd. SD mengatakan, sosialisai ini bertujuan untuk mengedukasi siswa dan juga wali murid untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya bullying dan ekploitasi anak.
“Sekolah kami adalah salah satu sekolah yang sedang dilema dalam menghadapi kasus bullying di tambah dengan banyaknya kami menemukan kasus anak anak yang menjadi korban ekploitasi oleh orang tuanya seperti menjadi buruh cuci dan upah diberikan kepada orang tuanya, ini menjadi perhatian utama kami sehingga dengan adanya program sosialisasi ini dengan mendatangkan narasumber ahli seperti ibu atul harapannya bisa membantu kita untuk memberikan edukasi orang tua dan siswa,” tuturnya.
Selain sosialisasi Anti Bullying dan stop kekerasan terhadap anak kegiatan tersebut dirangkaikan dengan pemilihan Duta Anti perundungan dan deklarasikan Anti Perundungan oleh orang tua seperti yang dituturkan oleh Winda Baezi, S. Pd selaku Kordinator Acra tersebut.
“Acara ini kami konsepkan tidak hanya berhenti pada sosialisasi atau penyampaian materi saja, sebagai output agenda ini kami rangkaikan dengan pemilihan anak sebagai Duta Anti Bullying, harapannya mereka lah yang akan membantu bapak ibu guru disekolah untuk memantau dan mencegah terjadi bullying, selain itu peran orang tua sangat kami harapkan bekerja sama bisa terlibat aktif dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, sehingga kami melakukan deklarasi Anti Bullying dan Stop Kekerasan terhadap anak dengan melakukan Cap Tangan di spanduk secara simbolis oleh Wali Murid yang hadir pada hari ini,” ungkap Winda. (Ony/KS)
Baca juga berita lainnya di Google News