Sidoarjo – News PATROLI.COM –
Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) terhadap Tuhan Yang Maha Esa menggelar acara “Wilujengan Agung” sekaligus peresmian Gudang PT. Mahakarya Tribhuwana Samasta di Pergudangan Sun City, Desa Wunut, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (13/08/2024).
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Umum DPP HPK, Ketua Umum DPP HPK Jawa Timur Sukariyo, Anggota dan Pimpinan HPK Jawa Timur Dr. Ir. Hadi Prajoko, SH., MH., serta Forkopimka Porong.
Wilujengan Agung ini ditandai dengan prosesi pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum DPP HPK, yang kemudian diserahkan kepada pemilik PT. Mahakarya Tribhuwana Samasta, Tjandra dan Aju Wijhanarti.
Dalam sambutannya, Tjandra dan Aju Wijhanarti menyampaikan harapan mereka agar acara ini dapat memupuk rasa persatuan di antara kaum penghayat kepercayaan di Nusantara. “Dengan adanya acara ini, kita bisa rukun bersama untuk mengangkat harkat dan martabat sebagai warga negara Indonesia, tanpa melupakan jati diri bangsa,” ujar mereka.
Mereka juga menekankan pentingnya memuji Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai cara sesuai dengan kultural tiap daerah. “Setiap daerah memiliki budaya dan cara masing-masing untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, namun tujuannya satu, yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa,” tambah mereka.
Ketua HPK Jawa Timur, Hadi Prajoko, dalam pidatonya menjelaskan bahwa HPK memiliki tiga nilai penting yang ingin diperkuat, yaitu seni tontonan, kawruh budi pekerti luhur, serta ritus ritual yang mempererat hubungan manusia dengan sesama, alam semesta, dan Tuhan. “HPK berdiri pada 1946 untuk mempertahankan Pancasila, agar tidak kembali ke Pancasila yang dijajah,” tegas Hadi.
Hadi juga mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap perikehidupan beragama dan kepercayaan, sebagaimana diatur dalam konstitusi. “Kegiatan malam ini adalah upaya kita menyongsong perkembangan negara yang mengalami tantangan, terutama dalam sektor ekonomi. Ruwatan yang dimulai dengan wilujengan ini merupakan bagian dari mempererat sanjang asih dan sanjang kasih,” ujarnya.
Ia juga berharap agar ke depan, ada kementerian yang kembali fokus pada urusan kepercayaan, sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi No. 97 Tahun 2016, yang menegaskan bahwa negara harus melindungi perikehidupan beragama dan kepercayaan, tanpa membentuk agama baru.
Acara ini menjadi momentum penting bagi HPK untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dengan 1.638 organisasi penghayat kepercayaan yang tersebar di Jawa, Bali, dan luar Jawa, serta 22 masyarakat adat.(Gus)
