Sumenep – News PATROLI.COM –
Kamil, sosok kontraktor asal Pamekasan dengan senyum khasnya, tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Sumenep. Proyek pembangunan gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sumenep yang digarapnya tak hanya mencuri perhatian karena megahnya bangunan, namun juga karena kisahnya yang penuh liku. (4/8/2024)
Pada awalnya, proyek senilai 3,401 miliar rupiah ini disambut gembira oleh masyarakat. Gedung MAN yang baru tampak begitu kokoh dan sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan. Pujian pun mengalir deras, baik dari masyarakat setempat maupun dari sejumlah aktivis kemasyarakatan dan awak media yang mengapresiasi kualitas pekerjaan Kamil.
Namun, di balik sorotan positif tersebut, ternyata Kamil menyimpan segudang pengalaman pahit manis. Ia dengan terbuka menceritakan lika-liku perjalanan proyek ini, mulai dari tantangan teknis hingga tekanan sosial yang harus dihadapinya. “Setiap proyek itu seperti ujian bagi saya,” ujarnya.
“Ada kalanya saya merasa sangat senang ketika hasil kerja kami diapresiasi, tetapi ada juga saat-saat dimana saya merasa sangat tertekan.” ucapnya.
Salah satu momen yang paling berkesan bagi Kamil adalah ketika proyek ini sempat menjadi sorotan negatif media. Beberapa pihak mempertanyakan kualitas bangunan dan menuduh adanya penyimpangan anggaran. Tuduhan-tuduhan tersebut tentu saja membuat Kamil dan timnya merasa kecewa. Namun, Kamil memilih untuk tidak larut dalam kesedihan. Ia justru melihat kejadian ini sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
Tak hanya itu, selain memberi motivasi dan inspirasi kepada awak media dan LSM ia cukup melanglang buana mengembara hingga terjun ke dunia pembangunan.
“Saya sadar bahwa pengawasan itu sangat penting,” kata Kamil.
“Berkat adanya perhatian dari para aktivis dan media, kami jadi lebih berhati-hati dalam bekerja. Kami juga jadi lebih terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak.” imbunya.
Selain itu, berkat reputasi baik yang telah dibangunnya melalui beberapa proyek termasuk MAN Sumenep, Kamil kini semakin dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek besar lainnya. Ia bahkan mendapat tawaran dari kementerian untuk ikut serta dalam tender proyek-proyek nasional.
“Saya sangat bersyukur atas semua yang telah saya capai,” ujar Kamil dengan penuh syukur. “Namun, saya tidak ingin cepat puas. Saya akan terus belajar dan berusaha untuk menjadi kontraktor yang lebih baik lagi.” ucapmya.
Sebuah pengalaman Kamil ini mengajarkan kita banyak hal, terutama tentang pentingnya integritas, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. Ia juga menunjukkan bahwa kritik dan saran yang membangun dapat menjadi motivasi untuk terus berprestasi. Semoga Pengalaman Kamil dapat menginspirasi banyak orang, terutama generasi muda yang memiliki cita-cita untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. (Hendri)