Emil menegaskan, bahwa harapan nelayan agar memperoleh kesejahteraan yang meningkat akan terus diusahakan melalui langkah langkah paralel guna mengatasi melimpahnya Ikan Tongkol dan Ikan Layang.
Pihaknya memandang, melimpahnya ikan tongkol dan layang ini menjadi momentum untuk ekspor karena memiliki modal dengan jumlah ikan yang melimpah.
“Ini jadi momentum untuk ekspor ketika sudah tidak ada batasan untuk diekspor. Jadi, kebutuhan dalam negeri bisa tercukupi apalagi memenuhi permintaan pasar luar negeri juga bisa ketika ikan melimpah seperti di Muncar ini,” urainya.
Kelompok Nelayan Panjingan, Muncar Banyuwangi Kholik menyebut bahwa pertemuan dengan Wagub Emil dimanfaatkan untuk berkeluh kesah kondisi di lapangan pada melaut dengan hasil yang diperoleh akibat melimpahnya ikan.
“Saya curhat ke Pak Emil, bahwa kondisi selama ini antara pengeluaran bahan bakar nelayan dan hasil penjualan ikan tidak sama. Salah satu contoh, jenis Ikan Tongkol dan Ikan Layang, Per Kg Rp. 5.000, – Rp. 7.000,- dimana seharusnya harga dikisaran Rp. 10.000 lebih,-,” tegasnya.
Pihaknya juga berharap, adanya dukungan dari aparat keamanan dan pemerintah untuk lebih menindak tegas jikalau terdapat nelayan ada yang membawa putas hingga bom ikan.
“Kami mengharapkan, ada pengawasan melalui razia operasi terkait pelarangan putas sampai bom ikan yang berdampak negatif. Karena kalau menggunakan putas dan bom ikan tidak hanya ikan saja yang mati melainkan rumah rumah ikan di dasar laut terkena imbasnya,” tutupnya.(red)