Sementara untuk terus meningkatkan komitmen masyarakat (Pasangan Usia Subur) dalam ber KB, diperlukan pula adanya dukungan dari berbagai pihak terkait antara lain stakeholder, provider dan mitra kerja baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas.
“Karena hal ini sangat penting untuk terus menjalin kerjasama dalam meningkatkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak untuk pencapaian program Bangga Kencana,” tandas Nadifa Ulifa, S.Sos.
Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Arm Arif Yudo Purwanto, dalam sambutannya yang dibacakan Kasdim 0813 Bojonegoro, menyampaikan bahwa program pelayanan KB kesehatan reproduksi menjadi upaya dalam menekan angka bayi lahir dengan stunting, dan hal ini menjadi program yang terus digaungkan oleh BKKBN yaitu program ‘Dua Anak Lebih Sehat’ melalui KB.
Sementara Keluarga Berencana (KB) sendiri tujuannya untuk mengatur kehamilan Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu diantaranya mencegah usia kehamilan yang terlalu dini dan jarak kehamilan yang terlalu dekat. Sehingga, hal ini sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu serta memastikan ketercukupan gizi anak.
“Harapannya adalah dapat terwujudnya generasi dengan kualitas tinggi, yaitu generasi yang sehat, cerdas dan mandiri,” kata Dandim 0813 Bojonegoro dalam sambutannya.
Selaku narasumber dalam acara ini, Koordinator Bidang KBKR BKKBN Provinsi Jawa Timur, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.ST., MM., memaparkan tentang manfaat dalam ber- KB diantaranya yakni dapat mencegah kurangnya darah atau anemia, mencegah perdarahan pada persalinan, mencegah kehamilan tidak diinginkan, meningkatkan keharmonisan keluarga dan memiliki peluang besar untuk aktualisasi pasangan suami isteri.
“Selain itu juga dapat terjaminnya tumbuh kembang anak, terpenuhinya kebutuhan ASI, serta membantu pengendalian jumlah penduduk, berkontribusi kepada pengendalian lingkungan dan tercapainya tujuan pembangunan bangsa,” ungkapnya.
Program pelayanan KB tersebut merupakan upaya dalam rangka percepatan penurunan stunting, karena ibu memaikan peran penting dalam pemberian makan keluarga. Sehingga dalam penurunan kematian, ibu dapat berpengaruh positif terhadap gizi bayi dan anak.
“Karena ibu memiliki lebih banyak waktu, energi serta sumber daya untuk menyusui dan memberi makan bayi dan anak,” kata Waluyo Ajeng Lukitowati, S.ST., M.M. (Eko)