Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Bupati Lamongan Ajak Kades dan Camat Ikut Tekan Angka Stunting

Ec74f28cfdaa7fd2845848b99a900a3e
Upati Lamongan Yuhronur Efendi Sosialisasi Penurunan Stunting BKKBN Dan Mitra DPR RI Muchamad Nabil Haroen Di Gedung KORPRI Kabupaten Lamongan E1707209356525
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Sosialisasi Penurunan Stunting BKKBN dan Mitra DPR RI, Muchamad Nabil Haroen, di Gedung KORPRI Kabupaten Lamongan | FOTO: IST
banner 120x600
banner 336x280

Mendengar hal tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen menyampaikan rasa senang melihat komitmen Pemkab Lamongan menekan angka stunting, sehingga selaku legislatif untuk menyerap aspirasi masyarakat, Gus Nabil, mengatakan siap untuk mengawal optimalisasi budgeting kebutuhan stunting di Lamongan, serta menyediakan advokasi.

“Salah satu bentuk kesungguhan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam menekan angka stunting, oleh karenanya saya dengan sangat senang hati kemudian bagaimana bisa mengadvokasi kepentingan-kepentingan di Lamongan ini, dalam bentuk budgeting maupun legislasi. Sehingga bisa membuat Lamongan lebih cepat lagi angka stuntingnya turun, karena pemerintah tidak bisa sendiri legislatif tidak bisa sendiri, butuh peran serta dari masyarakat. Dan yang lebih penting lagi teman-teman kepala desa yakin dan mantap. Jangan sampai tertekan makanya tadi saya menawarkan advokasi dari teman-teman kepala desa apabila ada dugaan-dugaan yang membuat kita tidak nyaman,” ucap anggota komisi IX RI yang akrab disapa Gus Nabil.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, seluruh kades se-Kabupaten Lamongan serta Camat se-Kabupaten Lamongan menerima pembekalan sosialisais dan KIE Program Bangga Kencana yang disampaikan oleh dr. Palupi Setyorini BKKBN Jawa Timur.

Baca juga : Tingkatkan Performa Pelayanan, UP3 Sidoarjo Laksanakan MCU Untuk Seluruh Pegawai dan Yantek

Menurut dr. palupi, stunting yang merupakan kurangnya gizi pada balita selama masa 1000 hari pertama kehidupan, dapat menyebabkan terlambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Hal ini dapat menjadikan anak cenderung sulit mencapai prestasi, serta rentan akan penyakit. Yang diakibatkan pola asuh orang tua dan lingkungan kumuh.

“Sejak usia 0 sampai 24 bulan, orang tua wajib memberikan simulasi pada balita. Simulasi untuk pertumbuhan fisik, pertumbuhan motorik, perkembangan kolektif, dan perkembangan sosio-emosional. Orang tua juga harus mengajak balita ke Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu menuju sehat (KMS) dan mengikuti kegiatan bina keluarga balita (BKB) untuk memantau perkembangan anak meliputi KAK. Dan jangan lupa untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal,” pungkasnya.(Muntholib/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *