Kepala BPBD Sidoarjo, Dwijo Prawito menyampaikan, selain sosialisasi, ada beberapa skema lainnya yang sudah disusun yaitu dengan mendirikan Posko Siaga Darurat Penanganan Dampak Bencana Hidrometeorologi dengan jumlah relawan sekitar 50 orang.
“Posko siaga sudah disiapkan selama 24 jam, sehingga nantinya apabila ada laporan bencana alam denhan cepat relawan kami bisa langsung datang ke lokasi kejadian” kata ujar Dwijo Prawito.
BPBD Sidoarjo sudah maping titik-titik lokasi yang diprediksi akan terjadi bencana, diantaranya lokasi-lokasi rawan bencana banjir/genangan seperti Kec Waru, Sedati, Gedangan, Porong, Tanggulangin, Jabon, Taman , Krian serta titik lokasi di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) yg ada di Kab Sidoarjo; Lokasi-lokasi rawan angin Kencang/ Puting Beliung yang ada di seluruh wilayah Kab Sidoarjo, serta Lokasi Banjir Rob yang ada di Wilayah Sedati, Buduran, Tanggulangin dan Jabon.
Kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo di akhir tahun 2023 diprediksi oleh BMKG Jawa Timur akan mengalami intensitas curah hujan sedang, akan tetapi BPBD Sidoarjo tetap siap siaga mengantisipasi bencana yang akan datang.
“BMKG memberikan prediksi dan peringatan setiap akan ada terjadi bencana, prediksi sama dengan perkiraan sehingga kejadian bisa terjadi dan bisa tidak terjadi, maka dari itu karena tugas kami melayani masyarakat kami tetap bersiaga untuk membantu masyarakat dalam mengantisipasi dan mengatasi bencana yang terjadi” imbuh Dwijo.
BPBD juga sudah menyiapkan skema proses penanganan dan evakuasi saat terjadi bencana, diantaranya dengan mengerahkan relawan yang ada di posko untuk terjun langsung ke lokasi. Serta berkoordinasi langsung dengan dinas kesehatan dan dinas sosial terkait bantuan penanganan medis dan bantuan sosial.
“Untuk melancarkan proses penanganan dan proses evakuasi, kami berharap masyarakat juga turut aktif segera melaporkan kejadian bencana ke cal center 112 agar proses penanganan dan evakuasi dapat segera ditindak lanjuti” pungkasnya.(Ags/MW)