‘Kita laksanakan selama 3 hari, Polsek dan Koramil akan bekerjasama dengan PKM setempat untuk penentuan lokasi foggingnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dr. Whenny Dyah Prajanti mengungkapkan bahwa serangan nyamuk Aedes Aegypti tidak mengenal musim. Selama masih ada sarangnya seperti lingkungan yang tidak bersih atau endapan air, aka nada potensi perkembangbiakkan nyamuk.
“Nyamuk Aedes Aegypti tidak mengenal musim. Selama ada lingkungan yang kurang bersih dan endapan air, disitu berpotensi ada perkembangbiakan,” ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan setiap keluarga mampu menjadi Jumantik (juru pemantau jentik). Sehingga, angka warga masyarakat Bojonegoro yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat ditekan.
“Mari sama sama kita jaga lingkungan kita untuk tetap bersih dan kering. Aktifkan kembali Jumantik (juru pemantau jentik) di desa desa dan setiap keluarga usahakan mampu menjadi jumantik bagi keluarganya sendiri,” pungkasnya. (eko/*)