Oleh : A S Bakri Yayik
Jelang sholat isya saat Ramadhan, sungguh indah pemandangan umat muslim dalam beribadah, Muslimin dengan pakai sarung dan baju muslimnya,
Muslimat dengan pakai rukuhnya, berbondong bondong ke Musholah dan Masjid,
Inilah Ghirah atau semangat kaum muslim,
Situasi ini selalu mengiringi kedatangan Ramadhan, Ciri khas yang membuat kita selalu bersyukur, Terasa beda dan membuat kita semakin yakin akan kebesaranNya,
Sebuah ladang dan wadah yang penuh Rahmad dan berkah telah disediakan Allah di Romadhon, maka patutlah kita selalu berusaha dan punya Ghirah untuk mengoptimalkan peluang ini, Khususnya dengan meningkatkan kebaikan-kebaikan dan amal shaleh serta ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Buya Hamka dalam buku karangannya yang berjudul Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam (1983), menjelaskan bahwasanya ghirah itu adalah perasaan cemburunya orang beriman. Juga bisa diartikan sebagai sebuah semangat.
Bahkan, beliau menggambarkan ghirah Islam sebagai nyawanya umat muslim.
Sebagai muslim kita harus tumbuhkan Ghirah, Agar ibadah dan kebaikan kita terus tumbuh, Disamping itu kita juga harus siap untuk berlomba-lomba meraih kemenangan, kita harus siap berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan,
Kita berharap ampunan, rahmat dan ketaqwaan kita peroleh di akhir Ramadan,
Karena tujuan dari ibadah puasa yaitu mendapat ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan meningkatnya kesempurnaan taqwa kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Perintah untuk berlomba dalam kebaikan, seharusnya mampu menjadi motivasi kita,
Yang pafa akhirnya akan menjadi kebutuhan kita, maknanya bukan sekadar kita memenuhi kewajiban saja, tetapi harus menjadi kebutuhan hidup kita,
karena yang akan menyelamatkan kita pada akhirnya adalah kebaikan atau amal sholeh kita, bukan hal-hal yang menyangkut keduniaan yang selama ini dikejar oleh manusia, seperti jabatan dan harta, Yang akan kita bawa pada akhirnya bukan itu, tetapi adalah kebaikan dan amal saleh yang kita lakukan.
Allah berfirman dalam Quran Surah Al Baqarah (البقرة), Ayat: 148