Surabaya – News PATROLI.COM –
Guru BesarUniversitas Airlangga (Unair)SurabayaProf Dr Sucipto Hariyanto DEA menyampaikan bahwa saat ini krisis iklim dan lingkungan telah melanda dunia. Indonesia, negara yang kaya sumber daya alam merasakan dampak signifikan dari adanya krisis tersebut. “Sekarang sudah sangat kita rasakan, misalnya kelebihan populasi manusia, penghilangan keanekaragaman, penggundulan hutan, pemanasan global, dan perubahan iklim,” paparnya.
Berkaca di Indonesia, Prof Sucipto menyebut bahwa krisis lingkungan dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan. “Kerusakan lingkungan di Indonesia semakin hari semakin parah dan telah mengancam kehidupan manusia,” ucap Prof Sucipto.
Deforestasi yang terjadi setiap tahun berdampak hilangnya 21 persen dari 133 juta hektar hutan. Sementara itu, sumber daya hayati laut juga turut merasakan dampak krisis lingkungan. Sebesar 30 persen dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Hal ini meningkatkan risiko bencana pada daerah pesisir.
Tidak kalah mengkhawatirkannya, Indonesia juga terancam kehilangan keanekaragaman hayati. Menurut IUCN Realist, sebanyak 76 spesies dan 127 tumbuhan berada pada status keterancaman tertinggi (kritis). Kemudian, 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk ke kategori bahaya, sementara 557 hewan dan 256 tumbuhan berstatus terancam.