Penetapan Mojoputri sebagai busana Pengantin dilakukan saat Gelar Busana Tempo Dulu yang diinisiasi oleh DPD Harpi “Melati” Provinsi Jawa Timur, TP PKK Kab. Mojokerto dan Ratu Ayu Solo Kosmetik di Hotel Ramayana Surabaya pada tanggal 19 April 1996 sebagai busana Pengantin khas Kabupaten Mojokerto.
Bupati Ikfina juga mengungkapkan, dengan dilaksanakan seminar dan gebyar pengantin Mojoputri ini, dapat menjadi salah upaya Pemkab Mojokerto dalam melestarikan budaya khas Kabupaten Mojokerto dengan memberikan edukasi terhadap perias-perias baru yang di Bumi Majapahit terkait busana pengantin Mojoputri.
“Dengan banyaknya generasi-generasi perias baru yang bermunculan, mereka-mereka ini harus tahu dan mengenal tata rias pengantin mojoputri ini, maka kegiatan ini memang harus dilaksanakan pada teman-teman perias-perias semuanya khususnya perias yang ada di Kabupaten Mojokerto untuk memahami bagaimana busana pengantin Mojoputri,” ungkapnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga berpesan, agar para perias yang ada di Bumi Majapahit juga ikut andil dalam melestarikan budaya khas Kabupaten Mojokerto.
“Mudah-mudahan kegiatan ini mendapatkan Ridho dari Allah SWT, sehingga semua yang ada di sini nanti menjadi bagian dalam melestarikan budaya Kabupaten Mojokerto khususnya pada busana pengantin Mojoputri,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto Norman Handhito , SIP, M. Si, berharap, dengan dilaksanakannya seminar dan gebyar pengantin Mojoputri tahun 2023, busana pengantin Mojoputri khas Mojokerto dapat semakin dikenal, baik tingkat nasional maupun internasional.
“Harapan kami, kegiatan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan keluhuran-keluhuran daerah Kabupaten Mojokerto untuk bisa kita perkenalkan dan kita sorotkan sampai dengan di daerah-daerah lain, syukur sampai Jawa Timur dan Alhamdulillah kalau sudah sampai di tingkat nasional bahkan internasional itu juga perlu,” lanjut Handhito mengakhiri sambutannya. (Kartono)