banner 700x256

Hotel Yamato, Saksi Bisu Perobekan Bendera Belanda di Pertempuran 10 November

banner 120x600
banner 336x280

Surabaya – News PATROLI.COM –

Peringatan Hari Pahlawan 10 November, memiliki kisah tersendiri di balik sejarahnya. Salah satunya mengenai momentum perobekan bagian biru bendera Belanda menjadi bendera Indonesia di hotel Yamato, Surabaya.

Dirangkum berbagai sumber, pada masa itu kemarahan arek-arek Suroboyo memuncak saat bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) dikibarkan. Namun, saat itu dikibarkan tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya. 

Bendera ini dikibarkan di tiang pada tingkat teratas sisi sebelah utara Hotel Yamato. Hotel Yamato kini dikenal dengan Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan Nomor 65, Surabaya, Jawa Timur.

Sudut tempat perobekan bendera masih bisa dilihat hingga saat ini. Tahun lalu, dalam momentum Hari Pahlawan 10 November, diadakan teaterikal perobekan bendera Belanda menjadi Sang Saka Merah Putih. 

Hotel ini menyimpan nilai sejarah yang terus dipertahankan oleh Pemerintah Daerah Surabaya. Perlu diketahui jika gedung hotel ini telah dibangun sejak tahun 1910. 

Awalnya, hotel ini menjadi salah satu hotel bagi kaum elit Belanda yang tinggal atau berkunjung di Kota Pahlawan. Pada zaman kolonial, Hotel Majapahit bernama Hotel Oranje didirikan Sarkies Bersaudara berdarah Armenia. 

Jepang kemudian datang ke Indonesia dan hotel Oranje berubah nama menjadi hotel Yamato. Tetapi, kini Hotel Yamato berubah nama menjadi hotel Majapahit Surabaya managed by AccorHotels.

Hotel Majapahit menyediakan 143 kamar yang mengusung tema interior ala Eropa. Kamar-kamar tersebut menyimpan sejarah, termasuk kamar yang dijadikan perundingan.

Yaitu, antara Sudirman dan W.V.Ch Ploegman saat situasi Indonesia sedang memanas di awal Proklamasi. Kamar-kamar yang berjejeran berada dalam lorong bernuansa kental dengan zaman Belanda. 

Baca juga :  Iwan Efendi Resmi Pimpin DPC PDI Perjuangan Sampang 2025–2030

Arsitektur menonjol dari bagian lorong kamar adalah bentuk jendelannya yang besar-besar. Detail ornamen geometris sangat nampak di sini.

Penampilannya pun masih mempertahankan bentuk bangunan awal khas zaman kolonial bergaya art-deco. Pengunjung akan langsung disuguhkan penampilan mobil tua dipajang dengan rapi di sudut depan lobby (dekat pintu masuk). 

Ornamen dominan dari kayu menghiasi pilar-pilar penyangga lobby. Lukisan menggambarkan suasana Surabaya tempo dulu ditata rapi di dinding lobby. 

Jika berjalan ke sebelah kiri maka pengunjung akan menemukan toko suvenir  menyuguhkan pernak-pernik, oleh-oleh khas Surabaya. Selanjutnya, jika berjalan ke arah kanan hotel, pengunjung akan mendapati Indigo Restoran.

Di atap restoran ini juga terdapat lampu dilapisi oleh kaca biru. Sehingga cahaya berwarna biru, terlihat seakan-akan langit cerah menyinari bagian tengah ruang restoran.

Tidak hanya itu atap restoran ini terdapat lampu dilapisi kaca biru sehingga cahaya berwarna biru, terlihat seakan-akan langit yang cerah menyinari bagian tengah ruang restoran.

Pengunjung juga bisa melihat hall atau aula menjadi tempat pertemuan atau pesta para kaum elit Belanda. Di bagian bawah aula dulunya dibuat tempat berdansa, dan pertunjukan.

Serta di bagian atas diperuntukan bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan pesta. Lampu-lampu bergelantungan di atap aula terkesan mewah dan glamor. 

Hotel Majapahit Surabaya managed by Accor Hotels memberikan ruang terbuka bagi para pengunjung. Disediakan bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana sambil menikmati teh dan makanan ringan pada sore hari di tengah taman. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *