“Di Kumejing kronologis diawali hujan yang terjadi selama 2 hari mengakibatkan beberapa titik tanah longsor mengenai 4 rumah dan 1 rumah longsor dan retakan tanah sepanjang 100 mengancam 30 rumah,” ujarnya.
Pada hari yang sama, longsor juga muncul di Desa Somagede Kecamatan Wadaslintang. Kronologi dampak dari cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir selama 10 jam berturut – turut mengakibatkan tanah longsor menimpa rumah, kandang ternak, tanah longsor menutup saluran air dan sebagian bahu jalan kabupaten.
Di Desa Penerusan, akibat hujan deras memicu longsor satu unit rumah yang berada di atas tebing dengan panjang 20 m, tinggi 10 m dan lebar longsoran 8 m. Material longsor menimpa sekolah di bagian satu ruang kelas dan parkiran.
“Selain rumah, longsor juga merusak jembatan dan senderan irigasi hingga jebol,” katanya.
Sedangkan di Desa Karanganyar Wadaslintang, hujan deras selama 5 jam lebih mengakibatkan aliran air dari perbukitan membanjiri jembatan jalan penghubung antar dusun, akibatnya jembatan putus dan saluran irigasi yang mengairi 25 hektar sawah jebol.
“Derasnya air juga menggerus rumah yang berada di samping Sungai Cebong. Selain itu beberapa rumah alami kerusakan lantaran tanah ambles serta muncul retakan sepanjang 300 meter yang mengelilingi satu RT,” katanya.
Pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan, desa dan juga menerjunkan tim untuk melakukan assessment terhadap titik longsor serta tanah bergerak. Dalam waktu dekat, akan dilakukan pemetaan dan juga deteksi dini terutama untuk titik tanah bergerak. (Amn)