Untuk memberikan pendampingan terhadap korban, Febri mengaku tidak mudah karena diduga ada intimidasi dari pihak pihak lain, sehingga dirinya sempat diminta segera pulang.
“Ada ketidak berdayaan yang dialami oleh keluarga korban, saat mendengar adanya kekerasan tersebut, saya langsung mendatangi rumah keluarga mereka, namun mereka sempat meminta saya untuk pulang, ” bebernya.
Namun, bapak korban tiba di rumahnya, langsung mengatakan kalau kasus kekerasan terhadap anaknya tidak akan dilanjutkan dan akan ditempuh secara kekeluargaan, sehingga mendapat pertanyaan dari orang tuanya (Nenek korban).
“Saat bapaknya datang, SA Bilang kalau kasus ini tidak akan dilanjutkan dan akan dilakukan perdamaian. Saat mendengar itu, orang tuanya (Nenek korban) langsung bertanya apakah dirinya ditekan oleh Camat,” imbuh Febri.
Mendapat pertanyaan dari orang tuanya tersebut, Febri mengatakan SA yang bekerja sebagai Carik (Wakil kepala Desa) langsung menangis.
Menurut Febri, kasus kekerasan di Gresik tersebut banyak pihak-pihak yang berusaha menutupi, baik pihak sekolah tempat korban menimba ilmu maupun Rumah Sakit Ibnu Sina.
“Sejak awal, kami sudah meminta rekaman CCTV yang ada di area sekolahan tersebut, namun pihak kepala sekolah tidak memberikan. Tapi belakangan menyebut
Bahwa CCTV itu sudah rusak bahkan menyebut sudah dihapus, ” ungkapnya.
“Bahkan pihak Rumah sakit Ibnu Sina Gresik, mengatakan bahwa tidak ada kekerasan yang dialami korban, ini sangat mengherankan,” imbuhnya.
Dengan memberikan bukti petunjuk kepada penyidik, Komnas Perlindungan Anak Jatim meminta agar kepolisian melakukan penyelidikan dan penyidikan secara profesional, demi tegaknya keadilan terhadap korban.
Dirinya juga meminta agar Bupati Gresik, Dispendik Jatim dan Gresik meminta maaf kepada korban juga melakukan pemulihan trauma serta kesehatannya.
“Bupati Gresik sempat mengatakan akan memindahkan sekolahnya, kalau hal itu sepele. Korban saat ini adalah untuk mendapatkan kembali kepercayaan dirinya atas trauma yang dialami serta kelangsungan kesehatannya dimasa depan. Bupati ini harus meminta maaf kepada korban dan keluarganya karena tidak bisa melindungi warganya,” pungkasnya. (Red)