Blitar, NewsPATROLI.COM –
Jalan penghubung antar Desa Sidodadi, Slorok, dan Sukosewu kembali menjadi sorotan tajam masyarakat setelah kondisi kerusakan yang dibiarkan berlarut-larut memicu rentetan kecelakaan. Dalam tiga bulan terakhir, sedikitnya sembilan warga dilaporkan meninggal dunia akibat kecelakaan yang dipicu jalan berlubang, licin, dan minim penerangan.
Jalan yang seharusnya menjadi akses vital untuk mobilitas warga, pendidikan, aktivitas ekonomi, hingga layanan kesehatan itu kini berubah menjadi jalur berbahaya. Setiap hari, pengendara harus berjibaku melewati lubang besar, keretakan jalan, serta bahu jalan yang mulai ambles.
Dani metro salah satu warga sidodadi mengaku trauma saat melintas, terutama pada malam hari. Bahkan, beberapa pengendara memilih memutar jauh demi menghindari risiko terjatuh. “Sudah terlalu banyak korban. Kami sangat berharap pemerintah segera turun tangan sebelum ada korban berikutnya,” ungkapnya dan Dani metro salah satu warga Desa Sidodadi yang menyaksikan langsung beberapa insiden.
Kepala desa sidodadi Sunarno menegaskan urgensi perbaikan. Menurutnya, kondisi jalan sudah tidak layak dan membutuhkan penanganan cepat, bukan sekadar tambalan sementara. Arus transportasi ekonomi antar desa pun semakin terganggu.
“Ini bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi nyawa masyarakat dipertaruhkan setiap hari,” tegasnya.
Hingga kini, warga masih menunggu langkah nyata dari pemerintah daerah. Serangkaian laporan dan pengajuan sudah disampaikan, namun belum ada tindak lanjut signifikan. Masyarakat berharap perbaikan dapat masuk prioritas utama pada anggaran pembangunan tahun berjalan.
Dengan angka kecelakaan yang terus meningkat, masyarakat tiga desa menegaskan tidak ingin tragedi serupa kembali terulang. Perbaikan jalan bukan lagi sebuah kebutuhan, tetapi kewajiban mendesak demi keselamatan dan masa depan warga.(ttr)
















