“Saya langsung perintahkan panggil Kapuspalad, kita langsung revitalisasi, kebetulan saya juga NU, saya dulu nyantri juga,” sampainya.
Sementara itu Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor mengatakan makam Sono menjadi salah satu cagar budaya di Sidoarjo. Keberadaannya akan menjadi destinasi wisata religi. Diceritakannya auliya Sono yang di makam kan disini merupakan pendiri pondok pesantren Sono. Banyak auliya besar pernah menimbah ilmu di Ponpes Sono. Salah satunya pendiri NU KH. Hasyim Asyari. Sidoarjo dulu kaya Gus Muhdlor pernah menjadi pusat pendidikan Islam. Tempatnya di ponpes Sono Buduran.
“Ditempat ini juga dimakamkan KH. Said yang merupakan ayah dari KH. Ali Mas’ud atau Mbah Ud Pagerwojo Buduran. Makam aulia Sono ini penting karena menjadi sejarah bahwa pusat peradaban pendidikan Islam pernah ada di Sidoarjo,” terangnya.
Kepada Jenderal Dudung, Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor menjelaskan maket revitalisasi komplek makam sesepuh Pondok Sono. Putra Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat KH. Agoes Ali Masyhuri itu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada KASAD atas ijin revitalisasi makam auliya Sono. Dikatakannya revitalisasi makam Sono telah menjadi aspirasi masyarakat Sidoarjo sejak lama. Dirinya bersyukur revitalisasi dapat terwujud setelah melalui MoU pinjam pakai lahan makam antara Kodam V Brawijaya dengan Pemkab Sidoarjo.
“Ini satu keberkahan bagi kami, mewakili masyarakat Sidoarjo saya ucapkan banyak terimakasih,” sampainya. (Ags/MW)