Dalam pelaksanaan pelatihan dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi materi dan sesi simulasi. Sesi materi merupakan sesi pemaparan materi bahaya bencana seperti banjir, gempa, kebakaran, gunung Meletus, banjir lahar dingin dan bagaimana tindakan awal yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
Sedangkan sesi simulasi yaitu sesi dimana para peserta murid diajak untuk melakukan simulasi apabila terjadi bencana di Sekolah dan di Rumah.
External Relation Pertagas Operation East Region Fasya Amalia mengatakan hingga saat ini di Indonesia terutama Jawa Timur belum sepenuhnya mampu meniadakan resiko bencana alam.
“Harapan kami dengan adanya pembekalan tanggap bencana ini bisa meningkatkan kemampuan anak dalam penanganan pertama pada bencana,” ungkap Fasya Amalia.
Ditempat terpisah, Manager Communication Relations & CSR Pertagas Imam Rismanto menyampaikan, pengenalan tanggap kebencanaan perlu di perkenalkan sejak usia dini, dengan edukasi yang di fokuskan kepada anak sehingga memberikan gambaran serta tindakan yang harus diambil jika terjadi bencana.
“Program penanganan tanggap bencana untuk anak-anak ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) serta mengedepankan pengelolaan bisnis perusahaan sesuai dengan aspek Environment, Social, Governance (ESG), pungkas Imam.(Ags/MW)