Hoky yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) menambahkan, hilirisasi digital perlu mempersiapkan infrastruktur jaringan atau konektivitas internet serta membangun industri perangkat digital.
“Pemerintah harus mampu memastikan layanan akses internet dan literasi digital tersedia bagi masyarakat Indonesia terutama untuk daerah yang belum tersentuh jaringan internet,” imbuhnya. Ia juga mengatakan, dengan pengalaman dan portofolio yang cukup lengkap, KPTIK siap memfasilitasi pemerintah terkait hilirisasi digital mulai dari sekarang.
Dengan hilirisasi digital, menurut Hoky, akan membuat akselerasi digitalisasi usaha dan penambahan sumber daya manusia di sektor digital dapat diarahkan ke pengembangan blockchain, AI, machine learning, dan big data analytics.
“Digitalisasi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses industri di semua sektor. Saya ingat pendapat seorang pebisnis dan ahli matematika asal Inggris, Clive Humby yang menyatakan Data sebagai New Oil, sebab data dapat digunakan sebagai landasan penting untuk pengambilan keputusan dan perumusan strategi, sehingga ini potensi yang luar biasa bagi bangsa ini,” tutur Hoky yang juga pendiri Lembaga Sertifikasi Profesi Sumber Daya Mandiri Teknologi Informasi dan Kreatif (LSP SDM TIK).
Hoky juga meyakini, dengan hilirisasi digital ini dipastikan akan menciptakan partisipasi generasi muda makin besar. “Dengan hilirisasi, maka akan muncul kesempatan produksi dan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja digital atau digital talent yang menjadi target utama pemerintah menciptakan 9 juta tenaga digital hingga tahun 2030,” pungkasnya. (red)