Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

KSAD Ijinkan Pemkab Sidoarjo Revitaliasi Makam Guru KH. Hasyim Asy’ari

Favicon
IMG 20220620 WA0029
banner 120x600
banner 336x280

Sidoarjo, newspatroli.com
Komplek makam Kyai sepuh Pondok Pensantren Sono, Desa Sidokerto Kecamatan Buduran bakal segera direnovasi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Di komplek makam yang berada di dalam kawasan Asrama TNI Guspujat Optronik II Puspalad itu terdapat makam para ulama yang pernah menjadi guru KH. Hasyim Ashari Tebu Ireng Jombang, Pendiri Organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Ulama besar Sidoarjo yang dimakamkan ditempat itu diantaranya KH. Muhayyin Pendiri Pondok Pesantren Sono bersama dengan dua putranya KH. Abu Mansur dan KH. Zarkasyi. Ayah dari Waliyullah KH. Ali Mas’ud (Mbah Ud), yakni KH. Said juga dimakamkan ditempat ini. Sedangkan Mbah Ud sendiri makamnya terletak di makam umum Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran. Tidak jauh dari komplek makam Kyai Sepuh Sono.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menyampaikan terimakasih kepada KASAD Jenderal TNI Dudung Abduraham yang telah mengizinkan Pemkab Sidoarjo untuk merevitalisasi makam-makam ulama sesepuh kota Sidoarjo tersebut.

Jenderal TNI Dudung Abdurrahman bahkan berkunjung langsung ke Guspujat untuk ziarah makam Kyai Sepuh Sidoarjo yang juga ikut berjuang melawan penjajah tersebut. Kedatangan Jenderal bintang empat itu disambut Gus Muhdlor sekaligus didampingi saat berziarah.

KASAD Dudung mengatakan, hari Ini pihaknya bersama Pangdam V Brawijaya dan Bupati Sidoarjo meninjau langsung tempat ini, dimana terdapat situs makam para leluhur pendiri NU. Tempat dimana guru KH. Hasyim Asyari dimakamkan di sini.

Baca juga : Kemeriahan Karnaval Budaya Nusantara Desa Pancakarya Kecamatan Ajung

“Kebetulan makam tersebut letaknya di kompleks militer. Komplek Asrama TNI AD Guspujad Optronik II Puspalad di Desa Sudokerto Kecamatan Buduran Sidoarjo. Kami izinkan Pemkab Sidoarjo akan melakukan revitalisasi demi untuk memudahkan masyarakat mendapatkan akses,” kata Dudung di makam, Minggu (19/6/2022).

Dudung Menjelaskan, konon ceritanya bahwa para syuhada, para kyai- kyai dalam mempertahankan kemerdekaan mengatur strategi perang di Pondok Sono. Dan pada pendudukan jaman jepang, tempat inilah yang kemudian menjadi makam para syuhada.

Di tempat ini para leluhur guru pendiri NU dimakamkan. Kemudian setelah (tempatnya) diambil alih lagi oleh TNI saat itu, selanjutnya dijadikan kompleks militer dan menjadi gudang senjata Puspalad (Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat).

“Kemudian saya mendapat masukan dari Bupati Sidoarjo, bahwa tempat ini banyak peziarah yang datang ke makam kyai sepuh disini. Akses masuk ke makam sangat kecil, lebarnya hanya 1 meter, sehingga dimohonkan kepada saya untuk dilebarkan. Nantinya di sini akan menjadi obyek bagi para peziarah agar bisa leluasa. Tentunya ini sifatnya pinjam pakai, artinya bahwa ini merupakan aset angkatan darat, aset negara, bisa sama sama dimanfaatkan,” jelas Dudung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *