“Kami juga bekerjasama dengan Puskesmas Tuban guna melakukan vaksinasi kepada siswa yang berusia di atas 18 tahun,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, pengurus DWP memberikan materi sekaligus praktik bersama siswa berkaitan dengan kerajinan dan keterampilan. Jenis keterampilan yang diajarkan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Di antaranya, keterampilan meronce, kerajinan kertas, menggambar maupun lainnya.
Sri Rahayu berharap setelah lulus dari SLB, siswa dapat bertanggungjawab dan “meladeni” dirinya sendiri. Tidak hanya itu, masyarakat diharapkan lebih menaruh perhatian kepada anak berkebutuhan khusus. Kepedulian masyarakat bisa diwujudkan dengan mengajari mereka memakai sepatu, seragam, cuci piring, maupun hal-hal kecil lainnya.
“Tolonglah anak-anak ini, beri kepedulian lebih intens, menerimanya dengan baik. Lindungi dan jangan kucilkan mereka,” tuturnya. (Muji)