Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Mengulik Ragam Tradisi Masyarakat Kota Mojokerto pada Bulan Ramadan

Kartono Mojokerto
Salah Satu Tugu Lokus Daya Tarik Wisata Di Kota Mojokerto E1710773799485
Salah satu tugu, lokus daya tarik wisata di Kota Mojokerto
banner 120x600
banner 336x280

Patrol Ramadan

Tradisi patrol biasanya dilakukan oleh sekelompok warga untuk membangunkan warga lainnya, agar segera bangun dan menyiapkan sahur. Ini dilakukan berkeliling kampung sambil memainkan alat musik sederhana seperti kentongan atau drum bekas denngan meneriakkan “sahur-sahur” atau bersholawat.

Seiring berkembangnya zaman, Patrol Ramadan juga turut berkembang. Instrumen musik yang digunakan semakin bervariasi. Alunan musik dan jargon-jargon yang diteriakkan juga semakin menarik dan penuh kreativitas. Sehingga patrol bahkan menjadi hiburan tersendiri di waktu sahur.

Melihat potensi kreativitas tersebut, Pemkot Mojokerto pun rutin menggelar Lomba Patrol Ramadan. Tahun ini, dijadwalkan akan digelar pada 27 Maret 2024, mulai pukul 20.00 WIB. Lomba ini digelar dengan sejumlah kategori peserta, yakni, pelajar SD, SMP, SMA/SMK, dan Karang Taruna. Bagi para pemenang nantinya akan mendapat hadiah berupa tropi, sertifikat, dan uang pembinaan.

Weweh

Istilah weweh merupakan serapan dari bahasa Jawa yakni wewehono/ nguwehi yang berarti memberi, sehingga dapat dimaknai saling berbagi atau sedekah, serta menjadi simbol perekat tali persaudaraan. Weweh biasanya banyak dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan atau mulai malam 21 Ramadan.

Baca juga : Tim Pemenangan Pasangan MUBAROK Gelar Konsolidasi dan Pemantapan untuk Kordes dan Baret se - Kecamatan Dlanggu

Tradisi ini dilakukan oleh anak-anak datang ke rumah sanak saudara dan tetangga dengan membawa rantang berisikan lengkap dari nasi hingga sayur beserta lauknya. Tidak ada ketentuan khusus, menu apa yang harus dibagikan. Belakangan bahkan semakin banyak masyarakat yang memilih wadah box atau sekali pakai lainnya.

Setelah nenerima wewehan, tuan rumah terkadang juga akan memberikan sejumlah uang atau sangu untuk anak yang telah mengantar wewehan. Tidak ada nominal pasti dalam hal tersebut, tuan rumah bebas menentukan besarannya. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak, sehingga mereka akan sangat antusias untuk membantu orang tua mereka weweh. (Kartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *