Ia menambahkan, beberapa alasan harga BBM ini dinaikkan ada yang berpendapat katanya tidak tepat sasaran. Tapi nyatanya memang di data Pertamina hampir 80% lebih itu tidak tepat sasaran. Penggunaan pertalite maupun solar kuota hingga Oktober tahun ini akan habis.
“Di wilayah kita Soloraya saja sudah ada beberapa,” kata dia.
Ketua Hiswana Migas DPC Surakarta Budi Prasetyo, mengatakan fungsi Hiswana menjamin stok spbu untuk bahan bakar untuk pso dan non pso.
“Kami sering bekerjasama dengan bu Wahyu (Kepala Disperindag). Fungsi lainnya adalah menjalankan aturan pemerintah yang saya laksanakan dilapangan,” kata dia.
Penasehat SPBU Se Kab. Wonogiri Drs. Mulyadi,M.M mengatakan selaku pengusaha SPBU pihaknya siap menyalurkan untuk kepentingan masyarakat.
“Seandainya mungkin tidak kebagian BBM saya juga mohon maaf karena koutanya dibatasi,” kata dia.
TBBM Boyolali Danang Agung, mengatakan pihaknya di Pertamina memastikan bahwa tidak boleh kelangkaan di masyarakat. Di Indonesia terutama di pertamina menghasilkan 600 ribu perhari. Padahal kebutuhannya 1.400 -1500 perhari.
“Apa yang dihasilkan kita belum cukup, kita harus impot, kita sudah sampai di Qatar atau negara lain untuk mencari bahan mentah. Cilacap adalah paling terbesar di Indonesia itu belum mampu atau memadahi. Kita memastikan konsumen kami bisa menjual Bbm ini ke Masyarakat dan saya lihat di wonogiri ini jarak antar SPBU sangat jauh itu pasti ada gejolak dan bagaiman gejolak masyarakat ini tidak muncul ,saya lihat di wonogiri tidak ada kelangkaan terkait dengan BBM,” pungkasnya. (Mrsd/Ktmn)