banner 700x256

Pemkab Sidoarjo Kebut Normalisasi Sungai dan Siagakan 34 Pompa Air Hadapi Musim Penghujan

banner 120x600
banner 336x280

Sidoarjo – News PATROLI.COM –
Menjelang datangnya musim penghujan yang diperkirakan mulai terjadi pada November mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo terus melakukan langkah antisipatif untuk mencegah potensi banjir dan genangan air di berbagai wilayah. Salah satu upaya yang tengah dikebut ialah normalisasi sungai dan saluran air di sejumlah titik strategis.

Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Kabupaten Sidoarjo tengah mengerjakan proyek normalisasi Afvoer Kedungpeluk di Kecamatan Candi sepanjang tiga kilometer. Dari total panjang tersebut, sekitar 600 meter telah rampung dikerjakan. Diharapkan, seluruh pengerjaan dapat selesai sebelum musim penghujan tiba.

“Semoga dalam waktu satu bulan ke depan, saluran Tekukpenjalin di Afvoer Kedungpeluk ini sudah ternormalisasi dengan baik,” ujar Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo, Eko Dwi Saptono, saat memantau langsung pengerjaan di lokasi, Minggu (19/10).

Eko menjelaskan, fokus utama normalisasi saat ini berada di wilayah timur Sidoarjo. Ada empat titik pengerjaan yang difokuskan pada aliran sungai menuju hilir. Upaya ini diharapkan mampu mengurangi potensi genangan, bahkan menghilangkannya sama sekali.

“Harapan kami, dengan normalisasi ini genangan-genangan air bisa dikurangi, bahkan kalau bisa sudah tidak ada genangan lagi,” ungkapnya.

Selain dari Pemkab Sidoarjo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas juga akan melakukan normalisasi di sejumlah titik. Pemerintah provinsi berencana menormalisasi sungai sepanjang 7 kilometer di hilir Sungai Mbah Gepuk, mulai dari jembatan Kedungpeluk hingga menuju wilayah pantai. Sementara itu, BBWS Brantas akan menormalisasi sungai sepanjang 6 kilometer di wilayah selatan Sidoarjo, serta di wilayah utara tepatnya Kecamatan Waru.

Baca juga :  Kapolresta Sidoarjo Cek Distribusi MBG di Porong

“Kami fokus di hilir semua. Nantinya, sungai Mbah Gepuk mulai jembatan Kedungpeluk sampai ke pantai yang panjangnya sekitar 7 kilometer akan dinormalisasi oleh Provinsi Jawa Timur,” jelas Eko.

Sebagai langkah tambahan, Pemkab Sidoarjo juga telah menyiagakan 34 unit rumah pompa air di sejumlah titik rawan genangan. Beberapa di antaranya ditempatkan di empat desa di wilayah Tanggulangin yang mengalami penurunan tanah.

“Total pompa kami ada 34 unit, semuanya sudah siap difungsikan jika terjadi genangan air,” tegas Eko.

Upaya pemerintah daerah ini disambut positif oleh warga. Salah satu warga Perumahan Bumi Cabean Asri, yang enggan disebutkan namanya, mengaku senang dengan pengerjaan normalisasi tersebut. Menurutnya, Sungai Kedungpeluk yang berada di samping perumahan kerap meluap saat hujan deras hingga menyebabkan genangan air mencapai 40 sentimeter.

“Bagus ada pengerukan sungai menghadapi musim penghujan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Sungai Kedungpeluk merupakan titik kumpul aliran air dari berbagai arah. Ketika musim hujan, aliran air sering tersumbat oleh tumbuhan liar seperti enceng gondok yang terbawa arus dari hulu, sehingga menyebabkan genangan cukup lama.

“Afvoer Kedungpeluk ini kan saluran pembuangan air dari atas. Jadi di sini banjirnya paling awal, tapi surutnya paling belakangan. Harapan kami setelah pengerukan ini, kalau pun banjir masih ada, setidaknya cepat surut dan tidak mengganggu aktivitas warga,” ucapnya. (Gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *