“Kami akan terus menyiagakan petugas lapangan dan terus akan selalu koordinasi dengan instansi terkait,” tutupnya.
Staf Ahli Menteri (SAM) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) bidang Industri dan Perdagangan Internasional, Novia Widyaningtyas menyampaikan Penanganan karhutla di Jawa beda dengan luar Jawa. Di Jawa karhutla dipengaruhi oleh fisik, geofisik dan social danpPencegahan perlu mendapat porsi besar.
“Kami mengapresiasi Pemetaan dan evaluasi oleh Perum Perhutani yang sudah dilakukan mulai dini.
Melihat kejadian Karhut terakhir tahun 2018 sampai sekarang kejadian karhutla tahun 2023 penyebabnya bisa bahan bakar dari tanah gambut menumpuk sehingga memicu kebakaran kembali. Kebakaran hutan dan lahan ( Karhutla ) masih menjadi pekerjaan rumah ( PR ) bersama, baik dari pihak pemerintah swasta, maupun masyarakat, agar tidak terulang lagi, sehingga Indonesia bisa mengurangi jumlah emisi karbon secara optimal,” ucapnya.
Novia berpesan dalam pengendalian karhutla harus melalui 3 komponen, yakni pencegahan, penanggulangan dan penaganan pasca-Karhutla.
“Kita juga harus terus melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA) Instansi terkait. Sekali lagi kami sangat mengapresiasi sinergi Stakeholder dengan Perhutani dalam penanganan Karhutla. Kita berharap semoga terus terjalin kerja sama antara Perhutani, TNI/Polri, BPBD, BNPB, Instansi terkait lainnya serta masyarakat dalam menjaga hutan. Semoga api di Gunung Lawu padam seterusnya,” tutupnya .(Marsudi)