Saat ini Jawa Timur berada pada urutan ketiga sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap capaian kinerja ekspor nasional. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sebesar 9,76 persen terhadap kinerja ekspor nasional pada Januari-Juni 2024.
“Prestasi ini patut kita banggakan karena kinerja ekspor Jawa Timur tumbuh cukup signifikan. Dan ini selaras dengan nilai ekspor kumulatif Jawa Timur pada Januari-Juni mencapai 12.14 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor non migas senilai 11.67 miliar dolar AS,” ujarnya.
Dia menjelaskan ekspor non migas masih memegang peranan penting sebagai kontributor utama terhadap total capaian kinerja ekspor Jatim yakni sebesar 93,49 persen pada bulan Juni 2024.
“Komoditi ekspor Jatim masih didominasi oleh industri pengolahan sebanyak 87,74 persen. Sedangkan negara tujuan ekspor masih di dominasi oleh Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang. Kami yakin kedepannya negara-negara lain juga akan merambah pasar ekspor kita,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Kantor Wilayah III Lembaga Pelayanan Ekspor Indonesia Ahmad Bambang Bintoro menyampaikan bahwa pentingnya kolaborasi untuk memperkuat ekosistem ekspor. Utamanya dari Pemerintah yang hadir untuk pelaku usaha baik usaha kecil, menengah hingga koperasi.
“Mari kita tingkatkan volume ekspor bagi usaha kecil dan menengah. Jawa Timur punya 2500 eksportir ke beberapa negara dengan beberapa produk unggulan. Maka kehadiran Pemerintah sangat diperlukan untuk menyediakan pembiayaan penjaminan yang menunjang ekspor secara nasional,” kata Ahmad.
Dia mengungkapkan banyak eksportir ingin menjadikan Jatim sebagai episentrum untuk ekspor yang berani mendunia termasuk komunitas lokal yang dihasilkan dari Tanaman Kakao dari Kelompok Tani Mulyo Jati Mojopahit Mojokerto, Oleh karena itu, perlu dukungan untuk semua pelaku usaha komunitas ekspor agar berani go international bersama Jawa Timur.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Mulyo Jati Mojokerto Jawa Timur H. Mulyono, yang akrab disapa Pak Mul ini mengungkapkan rasa syukur bahwa Desa Randugenengan Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto yang mengedukasi Cokelat Mojopahit ini telah dipilih menjadi Desa Devisa, dan ini merupakan bukti nyata atas keras kami selama 5 tahun dalam meningkatkan produksi kakao di Jawa Timur sehingga kita akhirnya bisa eksport Kakao ke luar negeri
Menurut Pak Mul bahwa semua keberhasilan ini dari Kelompok Tani Mulyo Jati Mojopahit ini tak lepas dari program Hulu hilir yang di programkan oleh Gubernur Jatim, termasuk kerja samanya dengan OJK, sehingga Kelompok Tani Mulyo Jati di Mojokerto ini akhirnya bisa eksport ke luar negeri . ” Kami Merasa bersyukur diberikan kepercayaan ini, sehingga kami bisa ekspor ke luar negeri, Lima tahun kami membina Petani kakao di Mojokerto dan Alhamdullah kami dipercaya, sehingga Cokelat Mojopahit telah menghasilkan Devisa Negara dan akan terus berkembang untuk berkiprah di Perdagangan Internasional, Dan, Kami selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Cokelat Mojopahit akan Maju bersama untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mojokerto ini dan khususnya bagi petani kakao yang ada di Jawa Timur ini, ” ucap Pak Mul yang juga menjabat sebagai Owner Wisata Desa BMJ Mojopahit ini. ( Kartono )