Dan ke depan nya, kata Pak Lurah Sutrik, lapangan sepak bola Desa Betro ini akan ia uruk supaya bisa rata dan menjadi bagus, sehingga tiap tahunnya dilapangkan Betro ini akan digelar Pentas Seni Tempoe Doeloe, dengan nuansa Mojopahitan Tempo Doeloe atau situasi nya dirancang kembali ke Jaman Mojopahit dahulu tanpa penerangan listrik dan pakai penerangan lampu ublek atau minyak tanah ( Lampun oncor ), dan busana yang dipakai para pedagang kuliner dan para seniman seniman semuanya mengenakan pakaian Majapahitan kembali ke Jaman dulu.
Dirinya berharap dengan adanya pentas seni yang mengangkat seni budaya lokal , dan akan mengerakan para pedagang yang tergabung di UMKM agar untuk kebangkitan ekonomi kreatif setelah hampir dua tahun vakum karena adanya Pandemi Covid – 19 , yang kini ekonomi masyarakat dibangkitkan kembali diacara Gebyar Seni budaya Tempoe Doeloe.
Sementara itu Pada Gebyar Hiburan Musik Dankdhut yang menampilkan Artis Artis Topnya Jawa Timur dan para Musisinya Top semua dari Wilayah Lor Kali Brantas yang berjalan sukses dan lancar, termasuk para pedagang kuliner yang jualan nya laris manis habis semua. (Kartono)