Salah satu tantangan, sebut Adhy, adalah wilayah bantaran Kali Buntung yang kini sudah menjadi pemukiman dan cukup padat penduduk. Sehingga, tidak banyak alat berat yang bisa mengakses bantaran sungai dan harus dilaksanakan secara bertahap. “Daerah di sekitar sungai sudah dibangun rumah-rumah, jadi alat berat yang bisa lewat masih terbatas sekali. Hari ini ada 3 excavator amphibi dengan personil cukup banyak, ada 50 orang, kemudian juga ada juga peralatan lain. Ini akan bertahap dan tetap bertambah, karena ini baru sebagian kecil untuk sampai menembus ke Waru,” paparnya.
Dalam operasi ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Dinas PU Marga dan SDA Kab. Sidoarjo, dan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dijelaskan pula olehnya, anggaran untuk operasi ini bersumber dari BTT Keadaan Darurat gabungan Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo.
Atas hal itu, Plh. Gubernur Adhy berpesan agar sinergi gabungan antara berbagai pihak terlibat terus diupayakan dan dikerahkan sebagai langkah mitigasi dan pencegahan banjir di puncak musim penghujan. “Setelah eceng gondok ini diurai menggunakan excavator, maka nanti akan dihancurkan dengan propeller sehingga tidak hanyut kembali ke sungai. Jumlahnya sudah terlalu banyak sehingga perlu operasi gabungan. Ini perlu kerjasama yang kuat ya, maka di dalam penanggulan bencana semua resource dari stakeholder harus kita gunakan,” katanya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengakui, selama ini pihaknya hanya membersihkan sungai di bagian hulu, tapi belum menyentuh di bagian hilir. “Ya memang hilirnya kan belum tersentuh untuk normalisasi. Sehingga atas kesepakatan bersama, antara kami, Sidoarjo, dari BBWS, serta Jasa Tirta, berkolaborasi untuk menyelesaikan yang ada di hilir tersebut,” terangnya.
Dalam proses pembersihan di bagian hilir sungai kali ini, pihak BPBD dan petugas gabungan, berhasil mengangkat tanaman enceng gondok, maupun rerumputan yang menghambat aliran sungai. (red)