“Diharapkan dengan adanya Perbup Tim Percepatan Penanggulangan TB di Kabupaten Sidoarjo yang sudah terbit pada 2022 lalu, tugas, peran dan tanggungjawab masing-masing OPD dan stakeholder terkait bisa dijalankan,”imbuh Fenny.
Sementara itu anggota Komisi D DPRD Sidoarjo M. Thoriqul Huda mengatakan penanganan TBC di Sidoarjo harus dilakukan bersama. Dinas Kesehatan Sidoarjo dengan Dinas Sosial Sidoarjo dapat bersinergi dan berkolaborasi. Sinergi dan kolaborasi tersebut salah satunya diwujudkan dengan pemberian bantuan kepada pasien TBC. Bantuan tersebut untuk memotivasi penderita TBC agar bersemangat untuk sembuh.
“Antara Dinkes dan Dinsos dapat bersinergi dan berkolaborasi, salah satunya dengan memberikan bantuan sosial kepada pasien TBC agar penderita TBC lebih bersemangat lagi untuk menyembuhkan dirinya dari TBC,”ucapnya.
Ketua Yabhysa Cabang Sidoarjo, Siti Setiani menyatakan yayasannya adalah lembaga swadaya masyarakat non profit yang bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan. Salah satunya kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Ia mengatakan selain dengan Dinas Kesehatan Sidoarjo, lembaganya sudah melakukan MoU dengan rumah sakit swasta membantu menangani penyebaran TBC.
“Kami memiliki 60 kader yang sudah tersebar di wilayah Puskesmas. Kami juga sudah MoU dengan beberapat RS swasta dan dengan Dinas Kesehatan Sidoarjo,” jelasnya.
Dikatakan Siti, kader Yabhysa juga melakukan pendampingan terhadap pasien TBC dan memberikan pengobatan gratis selama 6 bulan serta bisa melayani pengambilan sampel dahak pasien TBC. Dikatakannya penanggulangan penyakit TBC membutuhkan dukungan dan peran berbagai sector. Bukan hanya Pemerintah saja, namun peran pihak swasta, baik bidang kesehatan maupun non kesehatan sangat dibutuhkan. Oleh karenanya peran para kader atau yang ia biasa sebut warrior itu diapresiasinya. Yayasa Yabhysa telah menganugerahkan piagam penghargaan, piala, dan uang tunai kepada 3 orang terpilih, yakni Tri Wahyuni, Asnaini, dan Ida Kurniati.
“Kami siap berkolaborasi, TOS (Temukan Obat Sampai Sembuh) untuk tanggulangi TBC di Sidoarjo, bergerak hingga terwujud eliminasi TBC di tahun 2030,”sampainya. (Ags/MW)