Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Temuan LSM, Proyek Rabat Jalan Desa Bajulan Madiun Volumenya Tidak Sesuai Spek

Budi Wiyono
Proyek Rabat Jalan Desa Bajulan Madiun Volumenya Tidak Sesuai Spek 1 E1708535043858
Proyek Rabat Jalan Desa Bajulan | FOTO: Ist
banner 120x600
banner 336x280

Madiun – News PATROLI.COM –

Pekerjaan rabat jalan di Desa Bajulan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun diduga tidak sesuai perencanaan. Pasalnya, volume rabat jalan yang menggunakan Dana Desa itu tidak sesuai dengan papan proyek yang terpasang.

Hal itu disampaikan Heri P, anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) GEMPUR (Gerakan Masyarakat Peduli dan Pejuang Rakyat) usai meninjau di lokasi proyek, Rabu (21/2/2024).

Heri menduga terjadi pengurangan volume cor beton rabat jalan yang ada di Rt 17 tersebut. Menurut Heri, ketebalan rabat jalan yang menelan anggaran 194. 721.000 itu tidak sesuai volume yang ada di papan proyek. Selain itu, pengerjaan rabat jalan itu menggunakan Readymyk tidak Padat Karya Tunai.

Proyek Rabat Jalan Desa Bajulan Madiun Volumenya Tidak Sesuai Spek E1708535017644
Papan Proyek Rabat Jalan Desa Bajulan | FOTO : ist

“Saya cek ketebalannya rata-rata 18 Cm. Sedangkan di papan proyek 20 Cm. Saya coba lihat agak tengah ternyata lebih tipis lagi kurang lebih 15 Cm. Itu kalau dikalikan bisa berapa meter kubik,” kata Heri.

Sebagai mitra dari pemerintah, Heri berharap Dana Desa yang setiap tahun digelontorkan pemerintah pusat itu dapat membantu ekonomi masyarakat. Salah satu contohnya pembangunan infrastruktur desa dengan pola Padat Karya Tunai.

Baca juga : Sekda Sidoarjo: Gerdal OPT Tikus Harus Dilakukan Bersama dan Berkelanjutan

Ditempat terpisah, Choirul Hadi selaku Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) pengerjaan rabat jalan mengakui ketebalan rabat jalan ada yang tidak sesuai perencanaan. Namun, kata Choirul itu tidak semuanya.

“Itu kalau diratakan 0,2 (20 Cm) pasti kami kalah Karena ada yang lebih 20 Cm. Itu ada yang 18 Cm ada yang 20 Cm lebih,” kelit Choirul Hadi.

Choirul, membantah kalau pihaknya sengaja mengurangi ketebalan rabat jalan. Menurut Choirul, itu terjadi karena tanahnya yang tidak rata. Terkait cor yang menggunakan Readymyx, kata Choirul untuk menjaga kwalitas cor. Karena, kalau dibuat manual hasilnya tidak bisa maksimal.

“Kita cornya pakai Jayamix, kalau pakai jayamix kan kita langsung beli K250 ada obatnya sudah jelas. Kalau pengalaman kita di lapangan kalau pakai molen tidak kuat bluduk. Sedangkan pekerjanya ada 12 orang,” jelasnya. (Budi Wiyono/Dep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *