Saat dikunjungi Khofifah, terlihat, Fitria Ekasari -ibunda almarhum Farhat-air mata.
Khofifah juga mengelus-elus kaki dan punggung ibunda Farhat ketika menceritakan kenangan terakhir bersama putra sulungnya, sebelum meninggal dunia.
Selanjutnya, gubernur juga mendatangi tempat pemakaman almarhum Farhat dan membacakan doa bersama.
Gubernur Khofifah mengatakan, dari keterangan stakeholder penanggung jawab Porprov Jatim VIII seluruh, Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan Cabang Olahraga Tinju sudah terpenuhi.
“Jadi ini (meninggalnya petinju Bondowoso) adalah musibah bagi kami semua. Bahwa dalam setiap pertandingan, tetap harus menjaga SOP,” ujarnya.
Menurutnya, dari keterangan yang telah diperoleh pihak penyelanggara Porprov Jatim VIII. Almarhum sempat pingsan saat bertanding melawan petinju dari Kabupaten Blitar.
“Kemudian sempat dibawa di rumah sakit, lalu sekira pukul 02.10 beliau dinyatakan meninggal dunia. Mudah-mudahan seluruh amal ibadah, ananda Farhat diterima oleh Allah,” kata Khofifah.
Dari keterangan ibunda Farhat, Khofifah mengatakan saat masih hidup. Petinju muda ini rajin berpuasa setiap hari senin dan kamis dan rajin beribadah di Masjid.
“Jadi anada Farhat ini adalah sosok yang dirindukan oleh surga. Karena disaat usia muda, hatinya sudah ada di masjid. Dan cita-cita beliau, kalau sampai lolos di PON, seluruh hadiahnya akan digunakan untuk berangkatkan umroh ayah dan ibunya,” tuturnya. (Didik/Red)