banner 700x256

YPP Al Kholliqi Sidoarjo Jadi Harapan Baru Rehabilitasi Pecandu Narkoba, Gus Kholiq: Kami Pulihkan dengan Kasih dan Doa

banner 120x600
banner 336x280

Sidoarjo – News PATROLI.COM –

Di tengah gempuran peredaran narkoba yang kian mengkhawatirkan, secercah harapan datang dari Kabupaten Sidoarjo. Di sebuah Tayasan Pondok Pesantren Al Kholliqi di Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, dan Desa Kajeksan, Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo para korban penyalahgunaan narkoba berjuang memulai hidup baru di bawah bimbingan H. Abdul Kholiq, atau yang akrab disapa Gus Kholiq. Melalui pendekatan tradisional, spiritual, dan medis, mereka berusaha bangkit dan kembali diterima di tengah masyarakat, Minggu (26/10/2025).

Penyalahgunaan narkoba hingga kini masih menjadi salah satu permasalahan serius yang dihadapi bangsa Indonesia. Meski berbagai upaya pencegahan dan penegakan hukum terus dilakukan, peredaran gelap narkotika dan obat-obatan terlarang belum menunjukkan tanda-tanda surut. Fenomena ini tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan moral yang luas di tengah kehidupan masyarakat.

Secara medis, narkoba mengandung zat adiktif yang memengaruhi sistem saraf pusat dan menimbulkan ketergantungan. Pengguna yang telah kecanduan sulit melepaskan diri dari pengaruhnya. Dalam jangka panjang, narkoba dapat merusak fungsi otak, hati, dan berbagai organ tubuh vital lainnya. Ketergantungan tersebut juga menyebabkan gangguan perilaku, penurunan daya pikir, serta hilangnya kontrol diri.

Tak hanya berdampak pada kesehatan, penyalahgunaan narkoba juga menimbulkan persoalan sosial yang serius. Banyak keluarga pecandu narkoba yang terpecah karena konflik, beban ekonomi, hingga stigma negatif dari lingkungan sekitar. Produktivitas menurun, hubungan sosial rusak, dan kualitas hidup keluarga pun terganggu.

Sementara itu, dari sisi ekonomi nasional, kerugian akibat penyalahgunaan narkoba terbilang sangat besar. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kerugian ekonomi yang ditimbulkan mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya, mencakup biaya rehabilitasi, penegakan hukum, serta pemulihan sosial bagi para korban.

Lebih jauh, dampak narkoba juga mengancam masa depan generasi muda Indonesia. Sebagai penerus bangsa, mereka seharusnya menjadi sumber daya manusia yang unggul, produktif, dan berkarakter. Namun ketika generasi muda terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, maka yang terancam bukan hanya masa depan individu, melainkan juga ketahanan bangsa secara keseluruhan.

Baca juga :  Menko Pangan Zulhas Kunjungi Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Tinjau Lokasi Musala Runtuh dan Beri Penguatan bagi Santri

Oleh karena itu, perang melawan narkoba memerlukan sinergi semua pihak. Pemerintah, aparat penegak hukum, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bekerja sama memperkuat edukasi serta pengawasan di lapangan. Di sisi lain, peran keluarga menjadi benteng pertama dalam mencegah penyalahgunaan narkoba melalui pengawasan dan pendidikan moral sejak dini.

Di Kabupaten Sidoarjo, Yayasan Pondok Pesantren Al Kholliqi Rehabilitasi Sosial Pecandu Narkoba menjadi salah satu lembaga yang aktif berkontribusi dalam memulihkan para korban penyalahgunaan narkoba. Yayasan ini berpusat di Jalan Brigjen Katamso No. II, Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, dengan cabang di Desa Kajeksan, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.

YPP Al Kholliqi yang dipimpin oleh H. Abdul Kholiq, atau Gus Kholiq, ini menerapkan metode penyembuhan terpadu melalui pengobatan tradisional, spiritual, dan medis. Pendekatan tersebut tidak hanya berfokus pada penyembuhan fisik, tetapi juga memperkuat mental dan spiritual korban agar benar-benar pulih dan mampu kembali berbaur di tengah masyarakat.

“Tujuan kami bukan hanya menyembuhkan ketergantungan, tapi juga menumbuhkan kembali semangat hidup dan kepercayaan diri mereka. Kami ingin mereka sadar bahwa hidup masih bisa diperbaiki,” ujar Gus Kholiq.

Di YPP Al Kholliqi ini, para korban penyalahgunaan narkoba dibimbing untuk menjalani kehidupan yang lebih teratur melalui kegiatan ibadah, dan terapi sosial. Pendekatan spiritual diyakini mampu memperkuat tekad mereka untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan memperbaiki diri.

Selain itu, proses rehabilitasi juga dilakukan dengan dukungan medis dan konseling psikologis. Para korban dibina agar memiliki keterampilan baru, sehingga setelah pulih mereka bisa kembali produktif dan berdaya secara ekonomi.

Keberadaan Yayasan Pondok Pesantren Al Kholliqi menjadi bukti nyata bahwa perjuangan melawan narkoba tidak hanya bisa dilakukan lewat penegakan hukum, tetapi juga melalui pendekatan kemanusiaan dan keagamaan. Sinergi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari narkoba.

Dengan langkah-langkah yang konsisten dan berkesinambungan, harapan untuk membangun bangsa yang sehat, berkarakter, dan bebas narkoba bukanlah hal yang mustahil. (Gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *