Lombok Timur, News PATROLI.COM
Antisipasi tumbuh dan berkembangnya organisasi Faham Radikal gencar dilakukan Kepolisian Negara Republik Indonesia, tak terkecuali Kepolisian Resor Lombok Timur, Guna mengantisipasi tumbuhnya organisasi paham Radikalisme dan anti Pancasila di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Iptu Nikolas Osman Selaku P.S, Kasi Humas menghimbau kepada seluruh Lapisan Masyarakat khususnya ayang ada di Kabupaten Lombok Timur untukberhati – hati dan warpada dengan Paham Radikal yang sewaktu – waktu bisa menyusup ke diri maupun keluarga, Selasa (01/11/22) pukul 11.34 wita.
Iptu Nikolas Osman berharap, seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Lombok Timur ikut menjaga keutuhan NKRI dan tidak terpengaruh dengan pemahaman – pemahaman Radikalisme dan anti Pancasila, karena hal itu dapat mengancam keutuhan NKRI, tegasnya.
“Mari bersama kita jaga persatuan dan kesatuan NKRI,” harap Osman.
Selain melakukan Sosialisasi, beberapa langkah juga dilakukan Kepolisian Resor Lombok Timur Dalam mengantisipasi munculnya paham radikalisme, Polres Lotim juga menggerakan Para Bhabinkamtibmas dengan melakukan DDS (dor to dor System) “Melalui pendekatan itu nanti bisa melakukan beberapa himbauan ke warga binaan, guna mencegah merebaknya Paham Radikal ditengah – tengah Masyarakat.
Lebih lanjut Osman menjelaskan paham radikalisme biasanya terselubung, atau tidak dilakukan terangan-terangan dalam menyebarkan pahamnya, sehingga dibentuk kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkannya.
“Sehingga kita sampaikan ke masyarakat, kalau ada kelompok-kelompok pengajian yang tertutup dengan orang lain, misalnya dia mengadakan pengajian tapi ditutup pintunya semuanya ini perlu dicurigai, karena Islam itu harus disyiarkan, harus dipahami oleh semua orang, tak boleh disembunyi-sembunyikan,” imbaunya.
Menurut Kasi Humas Penyebab munculnya paham radikalisme sebagian besar karena pemahaman agama yang setengah-setengah, dan bukan belajar dari ahlinya, “Dia hanya percaya dengan seseorang yang langsung diserap oleh fikirannya, sehingga terjadi pencucian otak. Setelah ada pencucian otak, dia tidak mau lagi menerima yang lain, bahkan gurunya itu sudah dianggapnya seperti nabi. Apa yang diperintahkan oleh gurunya itu dia sudah tahan mati dia akan menjalankannya,” ujarnya.
Kita Selaku Bangsa yang baik tidak mudah percaya dengan paham – paham yang dapat merusak keutuhan NKRI.pubgkasnya. (Ony)