banner 700x256

Badan Nasional Narkotika Klaim Jumlah Pengguna Narkoba Turun

banner 120x600
banner 336x280

Jakarta – News PATROLI.COM –

Badan Nasional Narkotika (BNN) mengungkapan, dalam dua tahun terakhir jumlah pengguna narkoba di Indonesia mengalami penurunan. Pada 2019 –  2021 jumlah pengguna narkoba mencapai 1,95 persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 3,6 juta orang.

Namun pada periode 2021 sampai 2023, pengguna narkoba turun menjadi 1,73 persen, atau sekitar 3,3 juta orang. Artinya dalam setahun terakhir, dari 10 ribu penduduk Indonesia berusia 15-64 tahun, ada 173 orang yang terpapar narkoba.

Hal itu diungkapkan Kepala BNN Komjen Pol. Petrus R. Golose dalam publik ekspos  hasil penelitian yang dilakukan BNN, BRIN dan BPS, di Jakarta, Rabu (29/11). Ekspos ini mengungkapkan hasil pengukuran prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2023.

“Jumlahnya hanya menurun 0,22 persen, tapi kalau kita lihat lagi, ada lebih dari 300 ribu  anak bangsa yang diselamatan dari narkoba. Dari segi kualitatif, ini adalah hasil kerjasama seluruh stake holder, mulai dari BNN, Polri, TNI, Bea Cukai, Pemda, masyarakat  dan sebagainya,” kata Petrus.

Hasil penelitian itu, lanjutnya, juga menemukan prevalensi pengguna narkoba laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Dari 10 ribu penduduk laki-laki, 241 diantaranya terpapar narkoba, sedangkan dari 10 ribu penduduk perempuan hanya 103 orang yang terpapar.

Baca juga :  Irjen Suyudi Ario Seto Resmi Dilantik Sebagai Kepala BNN

Menurut Petrus, pada masa pandemi Covid19, jumlah penyalahgunaan narkoba cenderung meningkat. Karena banyak tempat hiburan yang tutup, kasusnya banyak terjadi di rumah atau apartemen.

“Tapi sesudah pandemi ini, hasil pengukuran prevalensi ini terjadi penurunan. Saya melihat masyarakat lebih sadar, dari penyuluhan-penyuluhan  yang kita gencarkan ke seluruh Indonesia,” ujar Petrus saat menjawab RRI.

BNN, terangnya,  menerapkan strategi Soft Approach dalam mencegah makin banyaknya penduduk yang jadi korban  penyalah gunaaan narkoba.  Diantarannya dengan melakukan penyuluhan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan sebagainya.

Sedangkan tindakan Hard Approach dilakukan untuk mencegah upaya penyelundupan narkoba yang kerap  dilakukan jaringan sindikat narkoba internasional. Bekerja sama dengan instansi terkait, BNN terus melakukan penindakan terjadap peredaran gelap narkoba.

“Kita juga berkolaborasi dengan sejumlah negara lain untuk mengantisipasi masuknya narkoba ini. Narkotika ini adalah transnasional organize crime, sindikatnya luar biasa, jadi kita juga harus laksanakan dengan  extraordinary,” ucap Kepala BNN.

Namun Petrus Golose menegaskan, pencegahan dan penanggulangan masalah narkoba ini tidak bisa dilakukan oleh BNN sendiri. Karena perlu kerjasama seluruh stakeholder, terutama masyarakat untuk menjaga lingkungannya agar tidak terpapar narkoba. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *