Ardhian menandaskan, sesuai data BMKG dalam beberapa bulan terakhir sampai saat ini, intensitas hujan cukup tinggi. Sedangkan kondisi atap semi permanen yang ada di dalam pasar selama ini cukup berisiko menimbulkan bencana.
“Atap semi permanen itu jika terkena hujan dengan intensitas tinggi secara terus menerus sangat berisiko runtuh. Sehingga berpotensi mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Belum lagi instalasi dan penataan kabel listrik yang tidak sesuai dengan SNI,” tandasnya.
Sementara itu, saat ditemui tim Pemkab, beberapa pedagang pasar lama yang berjualan daging ayam, tempe dan tahu menyatakan dukungan atas relokasi para pedagang ke Pasar Wisata. Mereka tetap berharap pemindahan pedagang agar dilakukan secara serentak.
“Memang tempatnya jauh lebih luas, bersih, bagus, parkir juga luas, dibandingkan di sini. Pedagang tempe tahu, daging ayam, sayuran dapat dikelompokkan sendiri-sendiri dan pasti pelanggan akan tetap datang,” ucap Mutmainah, yang sehari-hari berjualan tempe.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro, Sukaemi mengatakan rencananya, Senin (02/01/2022) akan dimulai proses pengundian tempat lapak pedagang untuk menempati Pasar Wisata,” terangnya. (*)