banner 700x256

Bupati Sidoarjo Sidak Proyek Betonisasi di Waru: Temukan Deviasi, Soroti Kualitas dan Tekankan Pengawasan Ketat

banner 120x600
banner 336x280

Sidoarjo – News PATROLI.COM –

Bupati Sidoarjo, H. Subandi, S.H., M.Kn., melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah proyek betonisasi di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, pada Sabtu (15/11/2025). Sidak ini dilakukan sebagai bagian dari pengawasan langsung pemerintah daerah untuk memastikan bahwa seluruh program pembangunan infrastruktur berjalan tepat waktu, sesuai spesifikasi teknis, dan berkualitas.

Dalam agenda sidak tersebut, Subandi mengunjungi sedikitnya empat titik pengerjaan proyek, yaitu Jalan Kureksari – Kepuhkiriman, Jalan Kedungrejo – Wadungasri, Tambak Sumur, dan Tambakrejo. Setiap titik memiliki catatan temuan yang menjadi evaluasi penting bagi kontraktor dan Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Sidoarjo.

Sidak berlangsung sekitar empat jam dengan melibatkan Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono, tim pengawas lapangan, serta beberapa perangkat kecamatan dan desa setempat.

Sidak di Jalan Kureksari – Kepuhkiriman: Temuan Rumah Tak Berizin dan Material Galian

Lokasi pertama yang dikunjungi Bupati Subandi adalah ruas Jalan Kureksari – Kepuhkiriman, salah satu jalur utama penghubung yang banyak dilalui kendaraan industri dan masyarakat. Di lintasan ini, Subandi menemukan hal yang cukup krusial, yakni keberadaan beberapa rumah yang berdiri di dekat area proyek namun belum memiliki kelengkapan surat dan izin.

“Alhamdulillah, banyak hal yang bisa kita koreksi. Terutama masalah rumah yang belum ada suratnya. Ini tetap akan segera kita tindak lanjuti. Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo nanti akan mengawal bersama BPN terkait pembongkarannya,” ujar Subandi.

Ia menegaskan bahwa keberadaan bangunan tanpa izin dapat menjadi hambatan jangka panjang dalam proses penataan infrastruktur. Oleh karena itu, langkah administratif harus segera dilakukan demi kepastian hukum dan kelancaran pengerjaan di lapangan.

Selain itu, Subandi memberi perhatian serius pada kondisi material galian yang berserakan di kiri maupun kanan badan jalan. Menurutnya, jalur tersebut merupakan kawasan industri padat aktivitas sehingga kebersihan area proyek sangat penting agar tidak mengganggu arus kendaraan.

“Setelah galian dikeluarkan, harus ada pembersihan. Ini daerah industri, jadi harus bersih agar tidak mengganggu,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa pekerjaan proyek tidak hanya dinilai dari progres fisik, tetapi juga dari cara kontraktor mengelola area kerja, termasuk kedisiplinan menjaga kebersihan dan keselamatan lingkungan sekitar.

Meski terdapat beberapa catatan, H. Subandi menilai progres proyek betonisasi di ruas Kureksari – Kepuhkiriman masih berada dalam jalur yang tepat. Dengan waktu pengerjaan tersisa sekitar 40 hari, proyek tersebut dinilai aman dari risiko keterlambatan, asalkan kontraktor tetap menjaga ritme kerja dan memperhatikan aspek kualitas.

Sejumlah alat berat terlihat beroperasi di lokasi tersebut, termasuk mesin pemadatan dan truk pengangkut material, menandakan bahwa intensitas pekerjaan berjalan cukup stabil. Pengawas lapangan juga melaporkan bahwa pengecoran telah dilakukan sesuai jadwal dengan penggunaan beton mutu tinggi.

Setelah memastikan titik pertama, Subandi bergerak menuju ruas Jalan Kedungrejo – Wadungasri, tepatnya di wilayah desa Berbek. Di sinilah temuan paling signifikan terungkap. Progres di lokasi ini menunjukkan deviasi -18 persen, angka yang cukup besar dan berpotensi menyebabkan proyek tidak selesai tepat waktu.

Baca juga :  Pemkab Sidoarjo Gelar Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97, Bupati Subandi Ajak Pemuda Jadi Pelaku Perubahan di Era Digital

“Di Jalan Kedungrejo – Wadungasri tepatnya di Berbek deviasinya -18 persen. Dengan waktu empat hari, jelas tidak akan nutut. Caranya apa? Ya harus lembur, ditambah shift. Kalau tidak maka tidak selesai,” jelas H. Subandi.

Ia menegaskan bahwa dengan kondisi tersebut, kontraktor wajib menambah tenaga kerja, memperbanyak jam kerja, dan mengoptimalkan alat berat agar progres dapat dikejar. Subandi juga meminta agar pekerja diterjunkan dalam dua hingga tiga shift apabila diperlukan.

Selain deviasi, H. Subandi juga menyoroti banyaknya material galian yang tidak langsung dibersihkan sehingga menumpuk di sisi kanan jalan. Ia meminta Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air untuk memastikan bahwa area kerja tetap rapi dan tidak mengganggu warga.

Sidak kemudian dilanjutkan ke titik ketiga yakni Tambak Sumur. Di lokasi ini, progres pengerjaan dinilai cukup baik dan tidak terjadi deviasi signifikan. Meski demikian, Bupati Subandi memberikan catatan khusus mengenai pembersihan area proyek yang dinilai masih perlu ditingkatkan.

Kunjungan berikutnya dilakukan ke titik keempat yakni desa Tambakrejo, tempat di mana H. Subandi memberikan perhatian lebih terhadap kualitas betonisasi. Ia menemukan beberapa bagian beton yang rusak di bagian tepinya atau “protol”, padahal spesifikasi proyek menggunakan beton K-450, yang memiliki karakter kuat dan tidak mudah retak.

“Ini mestinya tidak boleh. Alasan apa pun tidak bisa dibenarkan. Beton K-450 bahasane wong Jowo wis gompel. Ini sebagai koreksi bagi pelaksana agar kualitas tetap terjaga,” tegasnya.

Ia meminta pelaksana untuk memperbaiki bagian yang rusak serta mengevaluasi ulang metode pengerjaan, mulai dari proses pengecoran, pemadatan, hingga perawatan (curing). Menurut H. Subandi, kualitas beton tidak hanya ditentukan dari material, tetapi juga teknik pengerjaannya.

Meski ada beberapa titik yang menurun kualitas maupun progresnya, Bupati Subandi mengapresiasi lokasi proyek yang justru menunjukkan progres melebihi target. Di desa Tambakrejo, misalnya, realisasi pengerjaan telah mencapai 48 persen, padahal target baru sekitar 22 persen.

“Ini bagus. Tinggal kita koreksi saja kualitas bangunannya,” tambah Subandi.

Surplus progres tersebut menandakan bahwa kontraktor bekerja cepat dan disiplin, namun tetap perlu menjaga standar kualitas agar hasilnya tidak mengecewakan masyarakat.

Dalam pesannya, Subandi menegaskan bahwa pengawasan merupakan kunci paling penting dalam menjaga kualitas pembangunan infrastruktur. Ia meminta Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono serta seluruh pengawas lapangan untuk terlibat aktif memantau setiap tahapan pengerjaan.

“Pengawasan ini penting. Kualitas bagus atau tidak tergantung pengawasnya. Kalau lebarnya lima meter, harus dicek lima meter. Kalau empat meter, dicek empat meter. Pembersihan juga harus sesuai RAB. Kalau pengawasan bagus, kualitas pasti bagus,” tutupnya.

Bupati Sidoarjo H. Subandi memastikan bahwa seluruh proyek betonisasi di wilayah Waru akan terus diawasi hingga selesai. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berkomitmen menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya cepat selesai, tetapi juga kuat, tahan lama, dan aman digunakan masyarakat. (ADV/Gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *