Anak-anak semakin cerdas dan kreatif.
Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan ini tidak hanya bersifat melaksanakan instruksi dari Kemendagri mengenai pendidikan Matematika. Akan tetapi juga untuk melangkah ke depan menyiapkan anak-anak di 2045 lewat Metode GASING. Sebab passion menjadi penting. Program ini perlu terus berlanjut dan Bojonegoro dapat menjadi percontohan dalam program peningkatan pendidikan di Indonesia.
Profesor di Bidang Matematika dan Fisika Yohanes Surya menjelaskan, Metode GASING telah dilakukan di 85 kabupaten/kota dari 30 provinsi. Sudah lebih dari 4.500 guru sudah dilatih. Metode ini ialah cara menyenangkan untuk belajar menghitung.
Metode GASING tidak hanya sekadar berhitung tapi juga melatih keterampilan 8C. Di antaranya meliputi Communication (Komunikasi), Creativity (Kreativitas), Colaboration (Kolaborasi), Critical Thinking (Berpikir Kritis), Compassion (Kasih Sayang) dan Character (Karakter). Kemudian cara berkomunikasi juga memasukkan unsur Culture (Budaya) dan Computational Logic (Logika Komputasi).
“Nanti yang dilihat karakter anak dan karakter guru berubah. Dua keterampilan terpenting yaitu Culture dan Compassion. Bagaimana mengajar matematika disesuaikan dengan budaya sekitar serta mengajar dengan hati,” jelasnya.
Profesor Surya menambahkan, penerapan keterampilan 8C dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat membangun SDM di Kabupaten Bojonegoro.
Professor Stela, Peneliti Otak dan Kognitif Anak lulusan Harvard University menambahkan, dari hasil penelitiannya membuktikan setiap anak itu pintar. Setiap anak punya kemampuan otak yang luar biasa.
“Pintar itu terjadi dari cara belajar mengajar, bukan dari kemampuan mendasar. Jadi semuanya pasti dapat menjadi pintar,” tutupnya.(eko).