Bojonegoro – News PATROLI.COM –
Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop UM) Kabupaten Bojonegoro terus mendorong peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) naik kelas serta menggali potensi untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan.
Terbukti, selain menggelar Pameran Kearifan Lokal untuk pemberdayaan UMKM di 28 kecamatan, Disdagkop UM Kabupaten Bojonegoro juga memberikan pendampingan, bimbingan teknis, serta pelatihan.
Anis yang menyajikan kuliner rujak dan lontong terlihat dikerubuti banyak pembeli, ibu dua anak itu penuh semangat melayani para pembeli yang sedang antri.
“Alhamdulillah bersyukur, bisa buat ceperan (penghasilan tambahan – red),” ucapnya disela sela melayani pembeli, Kamis (11/07/2024) malam.
Sementara, Muin dan Khoirul, dua pedagang Es Cao dan Kripik mangaku terbantu dengan Pameran Kearifan Lokal tersebut. Mereka bercerita, omset yang didapatkan cukup lumayan, sehingga perekonomian terangkat.
“Kami bisa mempromosikan usaha, sehingga usaha es cao dan kripik yang sudah bersertifikat halal ini lebih dikenal masyarakat,” akunya.
Ia berharap, event seperti ini terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro atau dinas terkait, supaya roda perekonomian ditingkat masyarakat bawah bisa berputar, sehingga kehidupan pelaku UMKM juga semakin makmur.
“Harapan kami, pameran seperti ini sering diadakan, sebulan atau dua bulan sekali di tingkat kecamatan, sehingga kami bisa terus mempromosikan dan memasarkan produk kami,” harapnya.
Terpisah, Sulastri pengunjung Pameran Kearifan Lokal mengatakan, dirinya bersama keluarga tidak perlu repot-repot mencari tempat kuliner atau jajanan.
“Mudah, nggak mencari kemana-mana, disini ada semua, berbagai jenis camilan, minuman dan produk-produk lokal yang berkualitas dan higienis,” katanya.
Ditempat yang berbeda, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Sukaemi menyampaikan, Pameran Kearifan Lokal ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM agar bisa naik kelas.
“Bagaimana caranya bisa naik kelas, kita munculkan lebih dulu potensi-potensi lokal yang ada di kecamatan kecamatan” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, UMKM di Bojonegoro semakin bertambah setiap tahunnya. Hal ini menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten untuk memfasilitasi dan memberdayakan.
“Kita fasilitasi, lakukan pendampingan agar para pelaku usaha memanage dan menerapkan usaha dengan baik, misalnya perihal packing yang masih alakadarnya. Kalau tidak turun langsung, kita tidak akan tahu kekurangan UMKM, apakah sudah mempunyai nomor induk usaha, sertifikat halal dan sudah mempunyai sertifikat merk atau belum,” paparnya.
Terkait sertifikat merk, Sukaemi menuturkan, jika mengajukan ke Kemenkumham berbayar Rp1.850.000,-, tapi jika melalui Dinas yang ia nahkodai hanya Rp500.000,-.
“Dan bayarnya tidak ke dinas tetapi langsung ke Kemenkumham, kita dampingi dan fasilitasi, supaya UMKM Bojonegoro bisa naik kelas,” tutup Kadisdagkop UM Bojonegoro Sukaemi. (*)
Baca juga berita lainnya di Google News