Surabaya – News PATROLI.COM –
Inovasi dalam proses material terus berkembang guna menyokong kebutuhan masyarakat akan teknologi yang ramah lingkungan. Menyoroti hal tersebut, Guru Besar ke-200 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Eng Widiyastuti ST MT memanfaatkan teknologi aerosol dan proses material untuk mengubah limbah biomassa menjadi produk yang fungsional.
Perempuan yang akrab disapa Widi tersebut menjelaskan, pengembangan produk material mendapat tantangan karena ketersediaan sumber daya alam yang semakin terbatas. Menurutnya, efisiensi dalam proses ekstraksi bahan baku, pengolahan, hingga pembuatan produk akhir harus dimaksimalkan. “Intinya adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah produk dengan material yang mudah didapatkan,” terang Widi, Rabu (20/3/2024).
Berangkat dari hal tersebut, Profesor dari Departemen Teknik Kimia ITS itu memanfaatkan limbah biomassa yang melimpah di sekitar untuk menciptakan produk yang dapat diaplikasikan di bidang pangan, energi, dan kesehatan. Menggunakan biji alpukat sebagai material sampel, Widi menerapkan teknologi aerosol untuk optimalisasi daya guna produk.
Dalam bidang pangan, perempuan asal Surabaya itu melakukan mikroenkapsulasi ekstrak biji alpukat dalam bentuk serbuk. Biji alpukat yang kaya akan antioksidan rentan untuk teroksidasi, serta sensitif terhadap panas dan cahaya. Oleh karena itu, Widi menerapkan proses spray drying untuk menyelimuti ekstrak biji alpukat dengan matrik polimer sebagai pelapis inti guna melindungi senyawa yang ada di dalamnya.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Teknik Kimia ITS itu juga tergabung dalam tim yang mengembangkan generasi I Baterai Al-Udara ITS. Material sisa dari ekstraksi biji alpukat dimanfaatkan untuk proses elektrokatalis pada baterai aluminium udara. “Karena masih mengandung selulosa, limbah biji alpukat masih bisa kita gunakan,” ungkapnya.