Madiu, Newspatroli.com
Gema shalawat menggetarkan kawasan Edupark Ngrowo Bening, Kota Madiun. Sekitar 50 orang lebih para pemain menampilkan aksinya, tampil dengan baik memainkan musik hadrah, acara tersebut terkesan sederhana, tetap tampil meriah.
Seperti yang terlihat, jumlah tersebut melebihi batas yang telah ditentukan dalam perpanjangan PPKM pada diktum Kedelapan angka empat huruf (a) yang berbunyi ” kegiatan hajatan/resepsi pernikahan, selamatan/kenduri/bancaan dan sejenisnya dilakukan dengan jumlah paling banyak 50 orang per shif (maksimal 4 shift)… .


Menanggapi hal tersebut Walikota Madiun menuturkan jika pengalokasian kegiatan ditempat umum adalah 50 persen dari kapasitas tempat. Ia juga menuturkan apa yang dilakukan sudah 50 persen dari kapasitas tempat.
” Kalau acara dilakukan di tempat sempit seperti mushola dan rumah tentu tidak akan ada protokol kesehatan ” ujar Wali Kota kepada news patroli
Untuk memeriahkan acara tersebut, para peserta yang berasal dari Majelis Cinta Rosul menampilkan hadrah (terbang) dengan baik, mulai dari suara, kekompakan juga diiringi dengan tarian sufi yang menambah kekhasan musik ala timur tengah tersebut.


“Saya mohon maaf, acara sholawatan seperti ini, biasanya melibatkan sekitar 1000 orang lebih. Tetapi karena pandemi Covid-19, peserta dibatasi, ” ujar Wali Kota Madiun Minggu (20/6/2021)
Maidi menyebutkan kegiatan biasanya mengumpulkan masa banyak, jadi dipending semua. Seperti pesta pecel yang sekian ribu pincuk dipending dan pengumpulan semua UMKM diundur, mendatangkan para ustad nasional juga diundur. Artis-artis yang sudah melakukan kontrak pun juga diundur semua.
” Kota kita bisa mengerem Covid-19, ekonomi akan berjalan. Kondisi ini tentunya perlu kita sikapi bersama. Saya dengan pak Ketua Dewan sepakat Covid-19 kita rem. Saya tidak ingin di kota ini mengerem setelah remnya blong. Artinya, setelah ada kluster, baru bertindak. Itu namaya remnya blong,” tandasnya. ” ujar Walikota Madiun
Walikota sengaja memilih Rowo Bening milik PDAM Kota Madiun untuk menggelar sholawatan, karena di tempat ini sebagai salah satu sumber kehidupan warga, karena mata air yang jernih, di tempat tersebut, pelaksanaan kegiatan dapat menjaga jarak dengan leluasa karena lokasinya luas.
“Tempat ini sejak awal sering kita gunakan untuk berdoa. Tetapi masjid yang lama tidak akan saya bongkar. Para santri mengadakan kataman Al Quran bisa disini. Siang maupun malam. Kita berdoa agar semua masyarakat Kota Madiun selalu terlindungi,” ujarnya
“Mudah-mudahan upaya kita semua dengan para tokoh agama, tokoh masyarakat, juga semuanya saja, berkat do’a kalian, dari tahun ke tahun akan membawa kesejahteraan masyarakat.,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun, KH Sutoyo, memuji walikota karena seorang spiritual yang cerdas. Acara sholawat yang dilakukan tersebut adalah agenda yang sangat baik untuk masyarakat Kota Madiun. Selain usaha secara lahiriah, usaha bathiniah seperti kegiatan tersebut mampu memberikan sumber air kesehatan bagi masyarakat.
“Saya memuji kecerdasan walikota memilih tempat ini untuk berdoa. Bahkan saya merasakan kehadiran Rosulullah SAW dalam acara ini,” ucap KH. Sutoyo, yang juga memimpin doa dalam acara tersebut sambil menangis.
Dalam kesempatan tersebut, selain peserta hadrah yang lebih dari 50 orang juga nampak hadir jajaran Forkopimda Kota Madiun beserta OPD Kota Madiun. Mereka serentak dan kompak memakai busana muslim dalam acara tersebut. ( but/mar)