Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Kunjungan Bhakti Sosial DWP DJPK Kemenkeu RI, Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Bojonegoro

Eko Wahyudi
Kunjungan Kerja DWP DPJK Kemenkeu RI Dorong Percepatan Penurunan Stunting Di Bojonegoro
Kunjungan Bhakti Sosial DWP DJPK Kemenkeu RI, Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Bojonegoro. | Foto: Ist
banner 120x600
banner 336x280

Lebih lanjut Ibu Astrid menjelaskan, bonus demografi ini tidak sepenuhnya dapat membawa kita ke Indonesia Emas jika tidak dukung dengan usia produktif yang berkualitas. Ia menyebutkan, Data pada tahun 2020 prosentase angka stunting mencapai 21,6 %, di Jawa Timur menjadi salah satu dari 12 Provinsi prioritas untuk program percepatan penunuran stunting. Dengan tingginya angka stunting pada anak balita di Kabupaten Bojonegoro ini akan menjadi konsentrasi kita bersama untuk mempercepat penurunan angka stunting tersebut, jalasnya.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Bojonegoro Dian Adiyanti Adriyanto melaporkan, salah satu program prioritas Pemerintah adalah penurunan angka stunting, seperti di ketahui, angka stunting balita di Kabupaten Bojonegoro sendiri cukup tinggi sekitar 1501 anak balita stunting pada akhir Desember tahun 2023 berdasarkan laporan aplikasi EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

Dian menyampaikan, sebetulnya ini trend nya sudah cukup baik, dilihat dari data pada tahun sebelumnya ada penurunan, dimana sebelumnya 1535 balita stunting, “pelan-pelan tidak apa, yang pasti ada penurunan angka stunting pasti di Kabupaten Bojonegoro”. Ia menjelaskan, stunting sendiri terjadi karena adanya kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada balita akibat kekurangan gizi yang kronis yang berlangsung cukup panjang, yaitu sejak 1000 hari pertama kehidupan.

Baca juga : Siswa SLB Raih Juara 1 di O2SN, Pj Bupati Bojonegoro Beri Dukungan Penuh

Hal tersebut dapat dinilai dari pada saat masa kehamilan sampai dengan usia 2 tahun, stunting sendiri apabila tidak kita intervensi sejak dini akan mengakibatkan permasalahan serius pada anak-anak, karena tidak hanya mempengaruhi perkembangan fisik, tetapi juga kecerdasannya dapat terganggu. Oleh karena itu, “maka disinilah ibu-ibu tempatnya di Posyandu untuk mengukur, mencatat perkembangan anak, menimbang berat badan anak apakah sesuai dengan umur dari balita yang bersangkutan”. Pemerintah sangat berkomitmen untuk membuat layanan di Posyandu di desa-desa semakin baik, dan selaras dengan kebijakan Kementrian Kesehatan RI, jelas Dian.

Puncak acara Bhakti Sosial ditandai dengan penyerahan secara simbolis 160 paket bingkisan tambahan makanan untuk balita, ibu hamil dan menysusui, dari Dinas Kesehatan Bojonegoro, serta 140 paket sembako untuk lansia dari Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *