Sumenep – News PATROLI.COM –
Gelaran Lomba Karaoke Antar Komunitas yang diselenggarakan oleh Komunitas Nikmati Kopi Musik (NKM) sejak 19 Juli 2025 hingga babak final pada 10 Agustus mendatang, mendadak menjadi sorotan publik usai munculnya pemberitaan kontroversial dari salah satu media daring, Jum’at, (01/08/2025).
Media tersebut menuduh panitia “membunuh masa depan” seorang peserta bernama Dati yang tidak lolos di babak penyisihan. Tuduhan yang mencuat lewat narasi emosional itu langsung dibantah keras oleh panitia dan dewan juri yang merasa keberatan atas framing yang tidak proporsional.
“Tudingan itu terlalu mengada-ada. Penilaian kami dilakukan secara terbuka, objektif, dan melibatkan juri kompeten. Ini bukan ruang untuk sensasi, tapi panggung bagi bakat-bakat lokal,” ujar Syaiful Bahri, panitia lomba, saat dikonfirmasi, Kamis (31/7).
Syaiful juga menilai, pernyataan dari tokoh yang disebut-sebut sebagai “pengamat politik” dalam artikel tersebut tidak relevan dengan konteks lomba vokal.
“Menilai kompetensi vokal itu ada ilmunya, bukan sekadar selera. Kalau kita masing-masing main tafsir dan tuding, maka ruang kompetisi tak akan pernah sehat,” imbuhnya.
Ketua Panitia H. Sugianto dan Ketua Komunitas NKM Akhmad Sayadi turut angkat bicara. Keduanya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mencoba mendistorsi tujuan utama lomba, yang sejatinya ingin menjadi ajang pencarian bakat dan apresiasi terhadap potensi seni suara di daerah.
“Ini lomba, bukan panggung politik. Kalau peserta tidak lolos, ya seharusnya introspeksi, bukan malah menciptakan narasi negatif,” tegas H. Sugianto.
Lomba itu di langsungkan di Cave Sapta, dengan melibatkan juri-juri berpengalaman dari kalangan musisi lokal dan praktisi vokal. Proses seleksi dan penilaian diklaim berjalan transparan, adil, dan profesional sejak awal.
Pihaknya juga menegaskan bahwa mereka tidak akan berpengaruh oleh opini liar, fokus utama tetap pada misi awal, membuka ruang panggung bagi calon talenta lokal serta merayakan musik sebagai bahasa pemersatu komunitas. (Hen)