Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro sendiri telah medistribusikan 2 ton beras atau 400 karung di Kecamatan Purwosari. Untuk setiap karung berisi 5 Kg beras dengan harga Rp 10.200. Dalam kegiatan ini warga membayar Rp 51.000 saja,”ujarnya.
Sementara itu, Waka Bulog Cabang Bojonegoro Agung Tri Sakti menuturkan bahwa dalam pengendalian harga beras ini, ada beberapa program pemerintah yang bekerjasama dengan Bulog. Diantaranya program Siap Jaga Harga Pasar dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (Sigap SPHP). Program ini telah dilakukan setiap bulan sejak awal 2023. Sampai saat ini dari Januari hingga Oktober, Bulog sudah mendistribusikan sebanyak 3.500 ton beras.
Program lainnya, Bulog bekerjasama dengan Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro yakni program pasar murah dan program pangan murah. Sedangkan program ketiga adalah program bantuan pangan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Dalam program bantuan tersebut dibagikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang diberikan 10 Kg beras setiap bulan selama 3 bulan.
“Untuk alokasi tahap dua ini yang dilaksanakan di September, Oktober, November sebanyak 118. 372 KPM yang akan menerima bantuan tersebut,” ungkapnya.
Agung Tri Sakti juga menambahkan bahwa Bulog selalu berupaya memberikan kualitas beras terbaik untuk masyarakat. Namun jika ditemukan terdapat kualitas beras yang kurang bagus, warga dapat mengembalikan beras tersebut kepada Bulog.
Selain itu, Agung juga menambahkan bahwa untuk stok beras di Kabupaten Bojonegoro terbilang aman. Di Gudang Kalitidu terdapat 1.500 ton dan akan masih masuk lagi sebanyak 1.900 ton. “Jika ada kekurangan kita kan koordinasi lagi dan akan menambah stok beras kembali,” pungkasnya. (red).