Banner Berdiri Dalam Berita 2
Banner Berdiri Dalam Berita 2
banner 700x256

Pemkab Bojonegoro Gelar Pembelajaran Kelas Bahasa Isyarat, Wujudkan Kesetaraan dan Tingkatkan Pelayanan

Eko Wahyudi
Pemkab Bojonegoro Gelar Pembelajaran Kelas Bahasa Isyarat E1708782950513
Pemkab Bojonegoro Gelar Pembelajaran Kelas Bahasa Isyarat, Wujudkan Kesetaraan dan Tingkatkan Pelayanan | FOTO: Ist
banner 120x600
banner 336x280

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro Amir Syahid menjelaskan, kelas bahasa isyarat perdana telah dilaksanakan dengan lancar. Ia menceritakan sosok Abdul, guru bahasa isyarat asal Bojonegoro yang pernah belajar dari SD hingga SMP di Bojonegoro, lalu ikut orangtua pindah ke Malang dari SMA hingga lulus kuliah. Abdul menjadi inspirasi agar tidak ada satupun masyarakat Bojonegoro termarjinalkan. Untuk itu harus mendapatkan pelayanan yang sama oleh pemerintah.

“Mas Abdul ini seorang guru bahasa isyarat asal Bojonegoro yang sekarang mengajar bahasa isyarat di Malang dan juga di Bojonegoro. Ini menjadi inspirasi kita ada seorang pemuda Bojonegoro yang ingin mengabdikan apa yang dibisa untuk Kabupaten Bojonegoro,” ujarnya.

Lebih lanjut, Amir Syahid menjelaskan, inspirasi inilah yang mengawali kegiatan hari ini. Pelaksanaannya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta sebagai peningkatan pelayanan masyarakat dan beberapa indeks yang jadi standar pelayanan pada masyarakat. Adapun kelas pertama sudah dimulai. Kelas pertama terdiri dari anggota Kodim 12 orang, Unugiri 3 orang, Unigoro 3 orang, dan Dinpora 3 orang.

Baca juga : Warga Tidak Terdaftar di DPT dan DPTb Masih Bisa Gunakan Hak Suara di Pilkada 2024 Mendatang

“Kelas bahasa isyarat ini akan berlanjut untuk selanjutnya kelompok kepala dinas, camat, dan pelayanan publik lainnya seperti BUMN, BUMD, dan perbankan. Sehingga paling tidak dalam satu instansi ada yang mengerti dan bisa bahasa isyarat,” pungkasnya.

Amir juga menambahkan, kegiatan ini bertujuan memberikan pengenalan, dan masukan komunikasi pelayanan bahasa isyarat bagi teman tuli di ranah publik. Serta mengajarkan bahasa isyarat pada peserta untuk berkomunikasi, dan sebagai bentuk pemberdayaan staf sehingga dapat berkomunikasi jika masyarakat tuli datang ke pemerintah.

“Terbaru anggota Gerkatin ada 44 orang. Pelaksanaan kelas bahasa isyarat dibatasi 1 kelas 33 orang agar lebih intensif. Terdiri dari 7x pertemuan. Setelah itu ada kelas lanjutan. Kami akan berkirim surat kepada bapak ibu untuk dapat mengirimkan peserta,” jelasnya. (red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *