Selain kekeringan, perlu kewaspadaan terkait risiko kebakaran hutan. Sehingga perlu kerjasama semua pihak untuk menjaga wilayah yang berpotensi kebakaran. “Mohon bantuan utamanya kepolisian serta danramil untuk ikut memantau kondisi di lapangan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, perlu penguatan dan konsolidasi bersama utamanya terkait bertukar informasi kondisi di lapangan agar penanganan cepat dan tepat. Pj Bupati Adriyanto yakin komunikasi ini sudah terbentuk lama, namun masih memerlukan penguatan.
Selain kekeringan, tim juga memerlukan persiapan musim penghujan. Pihaknya juga telah koordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk memperkuat tembok penahan tebing (TPT) yang ada di Bengawan Solo (TPT).
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Bojonegoro Mahmudi menjelaskan, kemarau berkepanjangan menyebabkan kekeringan. Berdasarkan data BPBD per 25 Oktober, sebanyak 109 desa yang mengalami kekeringan, di antaranya ada 189 dusun di 24 kecamatan.
“Hal ini berdampak pada masyarakat sehingga perlu koordinasi dan sinergisitas untuk menghadapi situasi ini,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Mahmudi, tujuan acara ini juga untuk memelihara stabilitas, sebagai langkah mitigasi bencana, serta meningkatkan sinergisitas tim terpadu. Sehingga kebencanaan tertangani secara tepat sasaran agar Kabupaten Bojonegoro tetap aman dan kondusif. (red/kmf).