Pelaksanaan Kenduri Nasional diikuti seluruh Pengurus PSHT dari sabang sampai merauke,bahkan PSHT Manca negara melalui zoom meeting pelaksanaan serempak memulai acara yang sangat sakral. Usai acara kenduri acara diteruskan dengan ramah tama, tegur sapa dari para sesepuh PSHT kepada semua warga PSHT yang ada diberbagai penjuru Dunia. Dilanjut dengan makan tumpeng bersama – sama. Arti dari Buceng sendiri dari bahasa jawa artinya nyebut sing kenceng. Nyebut disini dimaknai dengan ingat dan selalu berdzikir kepada Tuhan. Dalam proses nyebut ini harus dilakukan dengan kenceng, yang artinya harus dengan istiqomah tidak terputus-putus.
Berakhir prosesi peletakan tanah dan air dari 364 cabang PSHT di Indonesia dari Sabang sampai Merauke di Pendopo Krida Budaya yang nantinya dipergunakan untuk pembuatan monumen diatas air dan tanah tersebut. Sebagai monumen peringatan 100 tahun atau 1 abad organisasi PSHT. Dimaksudkan untuk terus mengingatkan akan pentingnya persatuan dalam kebhinekaan dan pentingnya untuk terus memupuk tali persaudaraan dalam keberagaman.
“PSHT mempunyai komitmen dalam menjaga 4 konsensus sebagai landasannya yaitu, Menjaga Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Ini lah amanah para pendiri bangsa Indonesia yang harus tetap kita jaga. Penyatuan air dan tanah dari 364 cabang PSHT di Indonesia dari Sabang sampai Merauke menggambarkan keragaman latar belakang namun kita tetap bersaudara. Dan nantinya air dan tanah untuk pembuatan pondasi monumen 1 abad PSHT.” Ungkap Ketua Umum PSHT Pusat Madiun kang mas R. Moerdjoko. (Mrsd/But)